SOLOPOS.COM - Foto :Dokumentasi
SOLO—Kehadiran 51 lurah dan camat Solo saat pelantikan Jokowi-Ahok, Senin (15/10/2012) lalu, berbuntut panjang.
Camat dan lurah di daerah Kecamatan Laweyan kompak tutup mulut terkait dengan kedatangan mereka pada pelantikan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo.
“Saya tidak bisa memberikan komentar apa pun karena itu merupakan masalah yang krusial. Langsung ke Pak Camat saja, tadi sudah dipeseni seperti itu biar satu suara,” ungkap Lurah Laweyan, Yuyuk Yuniman, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Rabu (17/10/2012).
Hal yang sama juga diungkapkan Lurah Sriwedari yang juga enggan memberikan komentar terkait acara mampir ke pelantikan Jokowi saat kunjungan kerja.
Sementara itu, Camat Laweyan, Hendro Pramono, mengatakan rapat yang dilakukan di Balai Kota pada Rabu hanya membahas prosesi pelantikan Wakil Walikota, FX Hadi Rudyatmo, Jumat mendatang.
Rapat tersebut, menurut Hendro, dihadiri Wakil Walikota dan Sekretaris Daerah. Ketika disinggung mengenai kehadiran peserta kunjungan kerja ke pelantikan Jokowi, Hendro pun memilih untuk tak berkomentar.
Menurut dia semuanya sudah diurus Inspektorat sehingga jika ingin meminta konfirmasi bisa langsung ke Inspektorat.
Sementara itu Inspektorat Solo dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Solo memenuhi janji mereka memeriksa lurah dan camat yang terbukti menghadiri pelantikan mantan Walikota Solo, Jokowi.
Sebagaimana diketahui mereka menghadiri pelantikan karena waktunya hampir sama dengan kunjungan kerja di Jakarta Barat, Selasa (16/10).
Sebelumnya Sekda Solo Budi Suharto melarang PNS Solo menghadiri pelantikan Jokowi-Ahok. Namun, para lurah dan camat itu bisa hadir atas undangan resmi. Sebelumnya Inspektorat menduga kehadiran mereka dikoordinasi pejabat.
