SOLOPOS.COM - Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, saat membuka Rakernas Majelis Tabligh PP Muhammadiyah di Hotel Lor In Syariah di Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pada Jumat (22/9/2023). (Solopos.com/ Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR – Perubahan metode dakwah di era kemajuan teknologi dan peradaban manusia menjadi fokus kerja Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah lima tahun ke depan.

Muhammadiyah sebagai organisasi Islam besar di Indonesia perlu mengubah metode dakwah yang diselaraskan dengan perkembangan zaman now. Hal itu disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir saat dijumpai wartawan selepas membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2022-2027 di Hotel Lor In Syariah Colomadu, Kabupaten Karanganyar pada Jumat (22/9/2023).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Haedar menyampaikan, Majelis Tabligh PP Muhammadiyah harus mampu menyebarkan Islam yang menggembirakan sesuai dengan statuten Muhammadiyah. Untuk menyebarkan Islam dari rahim dakwah Muhammadiyah dalam pandangannya memang harus dilakukan secara fleksibel.

“Muhammadiyah punya peran penting dan strategis dalam menyebarkan keilmuan di berbagai aspek. Yang menjadi lebih penting, Majelis Tabligh bisa memperkaya fikih dakwah yang dimiliki,” kata dia.

Haedar mengatakan Muhammadiyah ingin menghadirkan pesan keislaman yang mendamaikan, menyatukan, memperkokoh nilai-nilai keagaman, keumatan kebangsaan dan membawa kemajuan. Di era sekarang dengan perubahan sosial yang makin cepat berubah karena tidak lepas dari kemajuan teknologi,

Haedar menyampaikan memunculkan beragam masalah sosial. Seperti makin maraknya berita bohong (hoaks), kebencian sesama manusia, membawa Muhammadiyah untuk hadir dengan membawa nilai-nilai luhur.

“Muhammadiyah harus mampu hadir bersama menyelesaikan, benih-benih konflik juga bisa diredam jangan sampai meluas. Muhammadiyah membawa nilai agama yang hanif, lurus dan mendamaikan,” kata Haedar.

Dikatakan Haedar, melalui perubahan metode dakwah, Muhammadiyah akan hadir dengan substansi tabligh di era digital. Meskipun hidup di era digital, namun tidak menggerus era relasi sosial.

Jangan sampai sistem dan peralatan yang canggih dengan kemajuan zaman, membuat manusia mengalami dehumanisasi atau hilangnyaa nilai kemanusian. Untuk itu, Haedar menilai pentingnya dakwah agar menjadi manusia dengan peradaban yang tinggi.

Ketua Panitia Rakernas Majelis Tabligh PP Muhammadiyah periode 2022-2027, Prof. Taufik Kasturi, mengatakan rakernas akan ditutup pada Minggu (24/9/2023) pagi. Rakernas tersebut merupakan agenda lima tahunan yang diikuti seluruh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Di mana masing-masing wilayah mengirimkan tiga orang perwakilannya.

“Rakernas akan menyusun program lima tahun ke depan. Fokus lima tahun ke depan mengenai dunia yang cepat berubah. Sehingga konsep dakwah harus menyesuaikan itu,” kata dia.

Tak dimungkiri, kata dia, sesuai sensus saat ini mayoritas penduduk adalah generasi Z. Dengan itu konsep dakwah harus diselaraskan generasi Z. “Konsep dakwah tradisional diubah maindset ke arah zaman sekarang,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya