SOLOPOS.COM - MEMETIK CABAI-Seorang petani di Desa Sumberejo, Kecamatan Klaten Selatan, memetik cabai, Rabu (2/5/2012). Setidaknya 50 persen produksi cabai petani di sana rusak karena terkena hama patek. (JIBI/SOLOPOS/Farid Syafrodhi)

MEMETIK CABAI-Seorang petani di Desa Sumberejo, Kecamatan Klaten Selatan, memetik cabai, Rabu (2/5/2012). Setidaknya 50 persen produksi cabai petani di sana rusak karena terkena hama patek. (JIBI/SOLOPOS/Farid Syafrodhi)

KLATEN-Sejumlah petani cabai di Desa Sumberejo, Kecamatan Klaten Selatan, mengeluhkan banyaknya hama patek yang menyerang tanaman cabai. Hama tersebut menyerang hampir 50 persen produksi cabai yang ditanam oleh petani di sana.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kendati diserang hama, namun cabai milik petani tersebut masih tetap dipanen. Salah satu petani cabai di desa tersebut, Maryati, mengaku terpaksa memanen cabai yang sudah terkena hama lantaran untuk menutup biaya produksi.

“Batang cabainya sudah rusak dan menguning. Daunnya juga rontok semua dan cabainya mengering,” ujar Maryati saat ditemui wartawan di ladang cabainya, Rabu (2/5/2012). Padahal, kata dia, cabainya sudah besar dan siap untuk dipanen.

Lebih lanjut ia menerangkan, hama tersebut cepat menyebar dan menyerang cabai dalam beberapa hari saja. Ciri cabai yang terkena hama pathek yakni cabai menjadi agak kecoklatan. Lalu beberapa hari kemudian mengering. Selain pathek, ada pula hama trip yang menyerang daun cabai.

“Daunnya tidak bisa mengembang dan di bawah daunnya seperti ada bulu berwarna putih,” ujarnya. Hama tersebut juga cepat menular ke daun cabai yang lain melalui angin.

Sementara itu di wilayah Kecamatan Jatinom, sejumlah petani mengeluhkan merebaknya jamur upas yang menyerang cabai. Akibatnya, hasil panen petani mengalami penurunan hingga 30 persen. Jamur tersebut juga menyerang dengan cepat. Jika sudah terkena jamur upas, maka cabai akan langsung layu dan lama-lama mati.

Namun para petani di beberapa desa di Kecamatan Jatinom enggan untuk melaporkan kondisi tersebut ke petugas penyuluh lapangan (PPL) Kecamatan Jatinom. Mereka beralasan bahwa jamur itu mayoritas menyerang cabai yang sudah siap panen, sehingga jangka waktu hidupnya tinggal sedikit. “Penyemprotan juga jadi percuma karena cabainya sudah terlanjur diserang jamur,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya