SOLOPOS.COM - Petani Desa Sukorame, Kecamatan Musuk, Boyolali, memetik cabai di lahan pertanian miliknya, Senin (15/7). Serangan hama pathek dan lalat buah menurunkan produktivitas tanaman itu. (Septhia Ryanthi/JIBI/Solopos)

 Petani Desa Sukorame, Kecamatan Musuk, Boyolali, memetik cabai di lahan pertanian miliknya, Senin (15/7). Serangan hama pathek dan lalat buah menurunkan produktivitas tanaman itu. (Septhia Ryanthi/JIBI/Solopos)


Petani Desa Sukorame, Kecamatan Musuk, Boyolali, memetik cabai di lahan pertanian miliknya, Senin (15/7/2013). Serangan hama pathek dan lalat buah menurunkan produktivitas tanaman itu. (Septhia Ryanthi/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI — Hama patek dan lalat buah menyerang lahan cabai milik sejumlah petani di Desa Sukorame, Kecamatan Musuk, Boyolali.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Meskipun harga cabai di pasaran saat ini melonjak, petani setempat mengaku tak terkena imbas dari kenaikan harga tersebut.

Seorang petani Dukuh Tegalweru, Desa Sukorame, Sugiyanti, mengaku dalam beberapa waktu terakhir, tanaman cabai jenis TMD9 atau keriting di lahan miliknya diserang hama patek dan lalat buah. Akibatnya, produktivitas tanaman itu pun menurun dan berimbas terhadap pendapatan mereka.

“Belakangan ini tanaman saya diserang lalat buah. Cabainya jadi rontok, padahal sudah mulai panen dua kali ini,” tutur Sugiyanti ketika ditemui wartawan di lahan miliknya, Senin (15/7/2013).

Sugiyanti menyebutkan menurunnya produktivitas cabai itu terlihat saat panen kali pertama musim ini. Dari 1.200 batang pohon yang ditanam di ladang seluas 800 m2, Sugiyanti mengaku hanya bisa memanen 1 kilogram (kg) cabai. Sedangkan panen kedua, dia hanya mendapat kurang dari 3 kg.

”Panen musim sebelumnya totalnya bisa sampai 60 kg. Sekarang ini saya perkirakan mungkin hanya 30 kg,” ungkap dia.

Sugiyanti mengaku sudah melakukan berbagai cara untuk mengantisipasi serangan lalat buah. Namun cabai yang rontok masih terus terjadi. Apalagi selain serangan lalat buah, tanaman cabai juga diserang hama patek, menyusul kondisi anomali cuaca belakangan ini. Sehingga diakuinya, kenaikan harga cabai saat ini tidak berimbas signifikan terhadap petani cabai.

Petani cabai lain, Lasiyem, 48, mengaku musim sebelumnya bisa panen sebanyak 370 kg dari lahan seluas 2000 m2.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya