Soloraya
Rabu, 25 September 2013 - 15:28 WIB

HAMA PERTANIAN : Serangan Kera Masih Merajalela, Warga Pasrah

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi

Solopos.com, BOYOLALI--Lahan pertanian warga di kawasan Gunung Merapi-Gunung Merbabu hingga kini masih menjadi sasaran empuk seratusan kera ekor panjang yang turun gunung untuk mencari makanan. Warga mengatakan hingga saat ini belum ada penanganan khusus dari dinas terkait terhadap persoalan tersebut.

Di Kecamatan Musuk, selain menyerang tanaman jagung, ketela pohon dan umbi-umbian milik warga sepanjang sisi sungai antara lain di Desa Mriyan, Desa Sangup, Desa Dragan, Desa Lanjaran, Desa Sruni dan Desa Jemowo, kera-kera tersebut juga memakan beberapa jenis buah-buahan yang ditanam petani di ladang mereka, salah satunya alpukat.

Advertisement

“Musim kemarau ini serangan kera semakin meningkat, sampai-sampai daun dan buah alpukat yang masih di pohon juga dihabisi,” ungkap Kepala Desa (Kades) Jemowo, Untung Widada ketika ditemui wartawan di sela-sela aktivitasnya di Kecamatan Musuk, Rabu (25/9/2013).

Untung mengakui serangan kera sebenarnya sudah berlangsung lama, yakni pascaerupsi Merapi 2010 silam. Munculnya ratusan kawanan kera ini dikarenakan mulai berkurangnya cadangan makanan di lereng Merapi. Kondisi ini makin diperburuk kemarau panjang tahun ini, mematikan pucuk-pucuk daun.

”Padahal, pucuk daun itu merupakan sumber makanan utama kawanan kera. Dengan kondisi seperti itu, tentunya kera-kera juga mencari makanan di tempat lain, termasuk menyerang ladang warga,” katanya.

Advertisement

Saat ini, lanjut dia, warga cenderung pasrah, mengingat berbagai upaya telah dilakukan untuk mengusir kawanan kera ekor panjang tersebut. Namun, hingga sejauh ini tidak membawa hasil.

“Biasanya ya dihalau atau diusir. Sebab warga juga tidak berani menggunakan kekerasan seperti menembak atau menebar racun, karena itu sudah menjadi satu keyakinan warga setempat. Terlebih karena kera jenis ekor panjang merupakan hewan yang dilindungi,” imbuh dia.

Senada, warga Desa Klakah, Kecamatan Selo, Suharno, mengatakan kawanan kera yang datang dan menyerbu kebun sayuran warga, dalam sehari bisa mencapai ratusan kera. Tanaman kentang, wortel, kubis, tomat dan loncang menjadi sasaran makanan kawanan kera.
“Satu patok tanaman wortel kalau tidak dijaga, tidak sampai satu jam bakal habis,” katanya.

Advertisement

Selain wilayah Klakah Ngisor, ratusan kera itu juga menjarah tanaman pertanian yang berbatasan dengan hutan Merapi seperti Desa Jrakah dan Desa Tlogolele.

Warga berharap aparat terkait bisa mengatasi serangan kera yang kian meresahkan. Karena akhir-akhir ini serangan kera ke lahan pertanian milik warga kian meningkat dan dikhawatirkan hasil tanaman sayuran warga akan habis sebelum waktunya dipanen.

“Kami berharap ada tindakan dari pemeritah untuk meringankan beban petani,” pungkasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif