Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah
“Ini bantuan awal. Jika nanti masih dirasa kurang kami siap melakukan pengedropan tiram kepada petani lagi. Pemberantasan tikus pada lahan tanaman padi yang berumur lebih dari 45 hari dilakukan dengan cara emposan,” papar Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Distanbunhut, Iskak Hardjono melalui Kasubag Humas Setda Boyolali, Warsono.
Menurut Iskak, langkah yang tidak kalah pentingnya terkait pemberantasan tikus ini dengan menjaga kebersihan sanitasi di sekitar tanaman padi. Jangan sampai lahan padi terlalu banyak air karena hama tikus senang dengan lingkungan yang lembab dan berair. Dijelaskan, pembersihan pematang, tanggul dan saluran bisa mengurangi serangan hama tikus. Serangan hama tikus timbul karena serangan hama wereng dan penggerak batang atau sundep yang berkurang.
“Tahun 2010 dan 2011 serangan hama wereng dan sundep intensitasnya cukup tinggi. Sedangkan di tahun 2012 ini serangan kedua hama tersebut tidak ada sehingga hama tikus timbul,” tambahnya. Diketahui, hama tikus menyerang sejumlah lahan pertanian di wilah Kecamatan Banyudono. Antara lain di Desa Jembungan, Jipangan dan Tanjungsari. Selain itu, tikus juga menjalar ke Kecamatan Sawit dan Kecamatan Ampel.
Lebih lanjut ia menuturkan pemberantasan hama tikus terhadap tanaman padi harus dilakukan secara terpadu yaitu gropyokan, rodentisida serta emposan. Langkah ini bisa mengantisipasi serangan hama hewan mengerat terhadap tanaman padi. Menurutnya, kondisi lahan padi sudah dipanen sangat tepat dilakukan gropyokan tikus. Sebab, sarang tikus akan kelihatan di pematang–pematang sawah. “Cara rodentisida dilakukan saat tanaman padi pada masa vegetatif. Yaitu saat padi berumur 30 hari hingga 35 hari. Cara rodentisida ini dilakukan dengan cara memasukkan tiram dalam bentuk mercon dinyalakan dengan api dan dimasukkan ke dalam liang sarang tikus,” pungkasnya.