Soloraya
Rabu, 9 Januari 2013 - 12:30 WIB

HAMA ULAT KEONG: Dishutbun Nyatakan Serangan Ini Kasus Baru

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang warga yang juga anggota DPRD Wonogiri, Sulardi, menunjukkan ratusan pohon sengon laut yang terkena hama ulat keong di Dusun Latung, Desa Jatimarto, Kecamatan Ngadirojo, Sabtu (5/1/2013). Daun dan kulit pohon tersebut mengering setelah terkena hama. Warga pun merugi hingga ratusan juta rupiah. (JIBI/SOLOPOS/Ayu Abriyani KP)

Seorang warga yang juga anggota DPRD Wonogiri, Sulardi, menunjukkan pohon sengon laut yang terkena hama ulat keong di Dusun Latung, Desa Jatimarto, Kecamatan Ngadirojo, Sabtu (5/1/2013). Daun dan kulit pohon tersebut mengering setelah terkena hama. Warga pun merugi hingga ratusan juta rupiah. (JIBI/SOLOPOS/Ayu Abriyani KP)

WONOGIRI – Hama ulat keong yang menyerang pohon sengon dan ditemukan di Desa Jatimarto, Kecamatan Ngadirojo beberapa waktu lalu merupakan kejadian baru. Sebab, hal itu baru kali pertama ditemukan di Kabupaten Wonogiri. Pemkab akan melaporkan kejadian itu ke Provinsi Jawa Tengah.
Advertisement

Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Wonogiri, Sri Djarwadi, mengatakan kejadian tersebut baru kali pertama di Wonogiri. “Saya sudah mengecek langsung ke lapangan. Kejadian itu ternyata benar. Ulat tersebut jumlahnya sangat banyak dan masuk ke jaringan yang ada di pohon. Awalnya memakan daun, kemudian mengisap sari makanan di jaringan sehingga ranting dan kulit pohon menjadi kering,” katanya saat dihubungi Solopos.com.

Sementara ini, pihaknya menyuruh petugas penyuluh lapangan (PPL) untuk membuat larutan dari daun suren yang merupakan bahan pestisida alami. Pestisida itu akan disuntikkan ke bagian batang atau melalui akar agar masuk ke jaringan pohon. Ia berharap larutan itu bisa memperlambat penyebaran ulat di pohon sengon.

Selain penyuntikan larutan dari daun suren, pihaknya juga mengimbau untuk memotong ranting dan dahan pohon yang sudah mengering agar mencegah penyebaran. “Kami heran mengapa hujan seperti ini malah banyak ulat. Biasanya banyak jamur karena kondisi lembab. Selain itu, jumlahnya juga banyak. Ulat tersebut menyerang pohon sengon umur 2,5-8 tahun. Ada 51 hektare lahan di Desa Jatimarto yang diserang. Tapi, dari wilayah lainnya belum ada laporan,” ujarnya.

Advertisement

Pihaknya juga akan melaporkan kejadian itu ke Provinsi Jawa Tengah. “Siapa tahu ada obatnya dan pernah ada kasus semacam itu. Kami juga akan berkoordinasi dengan Kabupaten Karanganyar karena dugaan awal penyebaran ulat dari sana,” imbuhnya.

Di sisi lain, seorang anggota DPRD Wonogiri yang juga memiliki pohon sengon di Desa Jatimarto, Sulardi, mengatakan pihaknya telah menghubungi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Bogor untuk menelitis kasus tersebut. “Saya sudah menghubungi teman yang bertugas di LIPI Bogor, tetapi belum ada kepastiannya. Mereka baru menentukan waktunya ke Wonogiri,” katanya kepada Solopos.com.

Diberitakan sebelumnya, ribuan pohon sengon di Desa Jatimarto, Kecamatan Ngadirojo terkena hama ulat keong. Pohon sengon tersebut mengering di bagian daun dan batangnya. Serangan itu dimulai sekitar dua bulan lalu. Diduga, serangan ulat itu berasal dari wilayah Kabupaten Karanganyar. Sebab, sekitar empat bulan lalu, ulat keong tersebut menyerang pohon sengon di Jatipuro, Kabupaten Karanganyar. Serangannya sangat cepat dan itu baru kali pertama.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif