Soloraya
Rabu, 17 Februari 2021 - 07:00 WIB

Hampir Rampung, Waduk Pidekso Wonogiri Diklaim Tahan Gempa Hingga 8 SR

Aris Munandar  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Waduk Pidekso di Desa Pidekso, Kecamatan Giriwoyo, Wonogiri, pada November 2020. (Istimewa/Humas Pemkab Wonogiri)

Solopos.com,WONOGIRI — Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo mengklaim Waduk Pidekso yang dibangun di wilayah Kecamatan Giriwoyo, Wonogiri, dirancang tahan gempa hingga kekuatan 8 skala Richter (SR).

Selain itu, bendungan tersebut juga memiliki diperkirakan mampu bertahan hingga usia 50 tahun serta tahan terhadap berbagai bencana. Kendati begitu BBWS Bengawan Solo tetap menyusun Rencana Tindak Darurat (RTD) di Desa Pidekso tersebut.

Advertisement

Hal itu untuk mengantisipasi terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan. Kasi Bendungan BBWS Bengawan Solo, Khoirul Murod, menyampaikan hal tesebut saat menggelar konsultasi dan sosialisasi RTD Bendungan Pidekso di Ruang Giri Manik kompleks Setda Wonogiri, Selasa (16/2/2020).

Baca Juga: Mobil Dinas Jekek Tetap Toyota Land Cruiser Prado Keluaran 2016, Harga Sekennya Rp1 Miliar

Advertisement

Baca Juga: Mobil Dinas Jekek Tetap Toyota Land Cruiser Prado Keluaran 2016, Harga Sekennya Rp1 Miliar

Khoirul mengatakan ada beberapa kondisi yang dapat memicu terjadinya bencana di bendungan Pidekso Wonogiri. Bencana itu antara lain hujan badai, gempa bumi, puting beliung dan sabotase.

Terkait itu, kata Khoirul, konstruksi bendungan sudah didesain dan diperhitungkan untuk menahan kondisi-kondisi yang bisa memicu terjadinya bencana. Khoirul mengatakan Waduk Pidekso diperkirakan mampu bertahana hingga 50 tahun.

Advertisement

Baca Juga: Kisah Putri Yang Terkurung Jilid II Kelar, GKR Timoer Ingin Keraton Solo Lebih Terbuka

Khoirul menjelaskan ada beberapa peristiwa atau kejadian yang bisa mengakibatkan keruntuhan bendungan termasuk Waduk Pidekso Wonogiri. Peristiwa itu yakni perluapan (overtopping), rembesan (piping), longsoran di tubuh bendungan, dan kegagalan struktural.

“Kemungkinan kalau perluapan sangat kecil. Karena sudah ada spillway sehingga kelebihan air akan terlebih dahulu dilimpaskan sebelum overtopping,” paparnya.

Advertisement

BBWS Bengawan Solo, lanjutnya, sudah memetakan desa yang terdampak jika terjadi banjir akibat keruntuhan bendungan. Ada 20 desa di tiga kecamatan yang terdampak dengan luas area genangan banjir bisa mencapai 3.967 hektare.

Baca Juga: Begini Momen Saat Wali Kota Solo Rudy Kemasi Barang-Barang Pribadi Di Ruang Kerjanya

Desa terdampak banjir jika terjadi keruntuhan Waduk Pidekso Wonogiri meliputi Balepanjang, Baturetno, Glesungrejo, Gambiranom dan Watuagung di Kecamatan Baturetno. Kemudian Desa Bulurejo, Bumiharjo, Gedongrejo, Giriwoyo, Ngancar, Pidekso, Sejati, Selomarto, Sendangagung, Sirnoboyo, Tawangharjo, Tukulrejo di Kecamatan Giriwoyo.

Advertisement

Masyarakat Ikut Amankan Bendungan

Kemudian Kecamatan Eromoko ada tiga desa yakni Baleharjo, Minggarharjo, dan Tegalharjo. Sebagai bentuk antisipasi dan kesiapsiagaan, masyarakat bisa berperan serta dalam mengamankan bendungan.

Warga diminta melapor kepada petugas jika melihat hal-hal yang mencurigakan. Seperti terjadinya rembesan atau amblesan pada tubuh bendungan dan naiknya air tanah.

Baca Juga: Pj Sekda Budi Santoso Ditunjuk Jadi Plh Bupati Sukoharjo

“Selain itu masyarakat juga diharapkan untuk menjaga kebersihan lingkungan, mendukung penghijauan dan tidak membuang sampah di sungai dan waduk,” kata Khoirul.

Infomasi yang diperoleh Solopos.com, progres pembangunan Waduk Pidekso sudah mencapai 80% pada Desember 2020 lalu dan ditargetkan selesai pada 2021 ini.

Waduk Pidekso dirancang supaya bisa mengaliri saluran irigasi untuk 1.500 hektare lahan, menyuplai 300 liter per detik air baku, mereduksi banjir 261,2 m3/detik, konservasi tanah dan kawasan pariwisata.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif