Soloraya
Selasa, 16 Agustus 2011 - 12:34 WIB

Harga air bersih Giritontro mulai naik

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - (dok Solopos)

(dok Solopos)

Wonogiri  (Solopos.com)–Harga air bersih yang dijual pengusaha swasta di sejumlah desa di Kecamatan Giritontro, Wonogiri mulai naik dengan kisaran Rp 10.000-Rp 20.000/tangki.

Advertisement

Menurut keterangan, kenaikan itu disebabkan makin banyaknya permintaan menyusul habisnya tandon dan bak penampungan air hujan milik warga. Informasi yang diperoleh Espos, kenaikan harga air yang sudah berlangsung sekitar sepekan terakhir itu antara lain terjadi di Desa Tlogosari, Desa Tlogoharjo, Desa Ngargoharjo, dan sebagian wilayah Desa Jatirejo, Kecamatan Giritontro.

Kepala Desa Tlogosari, Seman, kepada wartawan mengungkapkan kenaikan itu baru permulaan dan sebagaimana pengalaman tahun-tahun sebelumnya, harga tersebut akan semakin melambung pada H-7 hingga H+7 Lebaran nanti.

Selama 14 hari tersebut, harga air per tangki bisa mencapai Rp 200.000-Rp 250.000. “Kalau saat ini kenaikannya baru Rp 10.000-Rp 20.000/tangki tergantung jauh dekatnya jarak rumah dan kapasitas tangki. Sebagai contoh, tangki dengan kapasitas 5.000 liter yang sepekan lalu masih dijual Rp 120.000, saat ini sudah naik sekitar Rp 130.000-Rp 140.000,” jelas Seman kepada wartawan, Senin (15/8/2011) .

Advertisement

Selain harganya yang naik, Seman mengatakan warga juga harus antre untuk mendapatkan satu tangki air bersih. Pemesanan belum tentu bisa diantar dalam satu-dua hari. Hal ini terjadi karena permintaan air ke pengusaha swasta semakin meningkat menyusul habisnya tandon atau penampungan air hujan milik warga dan hal itu tidak hanya terjadi di Desa Tlogosari.

Menurut Seman, ada sejumlah desa lain yang juga mengalami hal serupa. Di antaranya Ngargoharjo, Tlogoharjo, dan sebagian Jatirejo. Sayangnya kepala desa-desa yang disebutkan itu nomor teleponnya belum ada yang bisa dihubungi.

“Di desa saya sendiri dari 822 keluarga dan terdiri atas 3.362 jiwa penduduk, hampir 92% sudah menggantungkan kebutuhan air dengan membeli. Sudah habis hasil panen mereka, ternak dan barang berharga untuk beli air. Saya berharap pemerintah bisa mencarikan solusi mengatasi situasi ini karena ini sudah jadi masalah tahunan,” katanya.

Advertisement

Sementara itu, Camat Giritontro, Kuswandi mengatakan akan berusaha semampunya mem-back up kebutuhan air warga dengan harga yang lebih terjangkau. Kuswandi juga mengimbau pengusaha swasta agar tidak menaikkan harga air seenaknya.  “Kami minta pengusaha swasta jangan sampai terlalu membebani warga. Toh sekarang harga bahan bakar juga masih stabil dan air masih cukup di sumbernya, bisa mengambil sewaktu-waktu. Selain itu secepatnya kami akan mengusahakan bantuan ke pemerintah dan pihak ketiga,” kata Kuswandi.

(shs)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif