Soloraya
Rabu, 16 Maret 2022 - 14:56 WIB

Harga Anjlok, Petani Mawar di Boyolali Menanti Berkah Bulan Ruwah

Nimatul Faizah  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petani bunga mawar di Dusun Gatak Semenu, Cluntang, Musuk, Boyolali, Sri Mursiti, 55, memetik bunga mawar di ladang, Rabu (15/3/2022). (Solopos/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI – Sejumlah petani mawar di lereng Gunung Merapi wilayah Desa Cluntang, Kecamatan Musuk, Boyolali, mengeluhkan harga bunga mawar sedang anjlok mendekati Bulan Ramadan ini. Namun mereka tetap optimistis harga bunga yang digunakan untuk tabur bunga di makam tersebut akan naik beberapa hari ke depan.

Pada Rabu (16/3/2022), tampak bunga mawar bermekaran di kanan-kiri jalan Desa Cluntang. Tanaman tersebut tumbuh subur di depan rumah warga maupun di ladang di samping jalan. Beberapa warga terlihat beraktivitas di ladang mawar. Mereka memetik satu persatu bunga mawar kemudian menaruhnya di keranjang khusus bunga.

Advertisement

Salah satu petani di Cluntang, Musuk, Sumarno, 35, mengungkapkan harga mawar petik sempat mencapai Rp90.000 per kilogram. “Pada hari ini turun, hanya Rp15.000 per kilogramnya. Kemarin tanggal 5 Syaban harganya sampai Rp90.000 per kilogram,” ungkap dia saat ditemui wartawan di ladang mawarnya, Rabu.

Baca juga: Sukses Bisnis Korean Cake, Fan BTS Boyolali Pernah Berkali-kali Gagal

Advertisement

Baca juga: Sukses Bisnis Korean Cake, Fan BTS Boyolali Pernah Berkali-kali Gagal

Walau sekarang ini harga turun, Sumarno tetap optimistis harga mawar yang digunakan untuk tabur bunga di makam tersebut akan naik setelah tanggal 17 Syaban atau Ruwah nanti. “Biasanya harganya naik kalau sudah tanggal 17 Syaban, karena dipakai untuk tabur bunga ke makam. Harganya naik tergantung ya, kalau nanti mawarnya yang tumbuh sedikit ya naiknya harga banyak. Harganya bisa mencapai Rp50.000 ke atas,” jelasnya.

Dikirim ke Luar Daerah

Sumarno mengungkapkan walau harga bunga mawar anjlok, ia mengungkapkan tidak ada kerugian yang ia derita. Sebab, lanjut dia, bunga mawar bisa dipetik tiap hari. Dia menjelaskan per hari dapat memanen 10 kilogram mawar untuk lahan seluas 1.000 meter persegi.

Advertisement

Baca juga: Museum Hamong Wardoyo Boyolali Punya Ratusan Koleksi Unik, Apa Saja?

Lebih lanjut, Sumarno berharap harga mawar bisa benar-benar naik. Jika harga naik, ia mengatakan akan menggunakan keuntungan untuk memenuhi kebutuhan Lebaran keluarganya.

Petani mawar lainnya di Cluntang, Sri Mursiti, 55, mengungkapkan hal senada dengan Sumarno. Harga bunga mawar tabur di tempatnya juga anjlok.

Advertisement

“Kemarin itu sempat baik harganya tinggi, soalnya mawar yang mekar sedikit karena tumbuhan lainnya sedang dibabat. Namun, sekarang harganya anjlok, kemungkinan sih besok bisa naik. Pas tanggal 20 Ruwah [Syaban] biasanya naik jadi Rp50.000 hingga Rp100.000 lebih,” kata dia.

Sri mengatakan tiap hari bunga mawar yang ia tanam dapat dipetik. Dalam sehari, ia dapat menghasilkan hingga enam kilogram mawar. “Itu belum maksimal soalnya belum mekar semua. Kalau mekar semua, nanti bisa mencapai 10-12 kilogram per hari,” tegasnya.

Baca juga: Harga Bawang Merah Naik Turun Cepat, Ini Harapan Petani Selo Boyolali

Advertisement

Dihubungi terpisah, Kepala Desa Cluntang, Suryati, mengatakan seluruh warga Desa Cluntang adalah petani mawar karena di tiap rumah pasti memiliki mawar. “Semua warga Cluntang itu ya petani mawar, ada 800-an KK [Kepala Keluarga]. Untuk produksi tiap petani berbeda-beda tergantung lahan. Belum ada datanya keseluruhan berapa,” ungkapnya.

Suryati mengungkapkan bertani mawar telah menjadi warisan dari para orang terdahulu. “Bertani mawar di Cluntang sudah sejak lama, ini sudah dari nenek moyang, sudah turun temurun,” kata dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif