Soloraya
Minggu, 10 Oktober 2021 - 13:16 WIB

Harga Anjlok Rp23.000/Kg, Warga Klaten Malah Sulit Jual Panen Ikan Nila

Ponco Suseno  /  Muh Khodiq Duhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi kolam ikan nila di dekat Umbul Nilo di Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Sabtu (9/10/2021). (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN — Pembudidaya ikan nila di dekat Umbul Nilo, Desa Daleman, Kecamatan Tulung, mengaku kelimpungan.

Gara-garanya, pembudidaya ikan nila tak dapat menjual ikannya meski harga ikan nila dinilai telah terjun bebas, dalam beberapa waktu terakhir.

Advertisement

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, pembudidaya ikan nila di dekat Umbul Nilo, Desa Daleman, Kecamatan Tulung, tergabung dalam Kelompok Nila Sari. Di Dukuh Margosoka, Desa Daleman itu terdapat lima kolam yang dimiliki Kelompok Nila Sari. Luas kolam beragam, dari 150 meter persegi hingga 200 meter persegi.

Baca Juga: Pembudidaya Ikan Nila di Tulung Klaten Kelimpungan, Ini Alasannya

Advertisement

Baca Juga: Pembudidaya Ikan Nila di Tulung Klaten Kelimpungan, Ini Alasannya

Pembudidaya ikan telah menyebar benih ikah di lokasi tersebut, sejak Januari 2021. Idealnya, seluruh ikan yang terdapat di lima kolam sudah habis terjual, sejak Agustus 2021 (waktu pembesaran ikan membutuhkan minimal enam bulan).

Namun kenyataan di lapangan, ikan milik para kelompok Nila Sari di Margosoka tak kunjung dipanen. Selain kesulitan mencari pembeli, harga jual ikan anjlok di tengah pandemi Covid-19. Idealnya, harga ikan nila senilai Rp27.000 per kg. Di tengah pandemi Covid-19, harga ikan hanya Rp23.000 per kg.

Advertisement

“Tahun ini, kami benar-benar jatuh. Sejak budidaya ikan di tahun 1993, kami benar-benar mengalami persoalan terbesar di tahun ini, yaitu di tengah munculnya pandemi Covid-19. Soalnya, warung makan kan sering tutup. Enggak ada yang beli ikan di sini. Supplier juga enggak ada,” kata salah seorang pengelola kolam ikan nila di Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Mbah Wiro, 76, saat ditemui Solopos.com, Sabtu (9/10/2021).

Akhirnya, ikan-ikan itu dibiarkan di kolam dalam waktu lama. Jika ikan masih berada di kolam, para pembudi daya ikan harus menanggung biaya pakannya.

Baca Juga: 1,5 Ton Ikan Nila di Karamba WGM Wonogiri yang Mendadak Mati Ternyata Siap Panen

Advertisement

Mbah Wiro mengatakan kolam seluas 200 meter persegi biasanya diisi bibit glondongan sebanyak 3 kuintal. Setelah enam bulan, ikan di kolam tersebut akan menjadi 2,5 ton.

Jumlah pakan yang dibutuhkan selama enam bulan hingga 100 sak (satu sak berukuran 30 kg). Harga pakan seberat satu sak senilai Rp310.000.

“Berhubung ikannya masih ngendon di sini. Kami masih memberi makan terus. Selama pandemi ini, sebenarnya kami sudah menghemat penggunaan pakan. Biasanya pakan itu menghabiskan satu sak per kolam per hari,” paparnya.

Advertisement

Saat ini, dia bisa menghabiskan dua sak per kolam per hari [kolam ukuran 200 meter persegi]. Selama enam bulan, biasanya dia menghabiskan 100 sak untuk pembesaran ikan, saat ini bisa 150 sak karena waktu panen molor. “Terus, harga jual ikan anjlok. Bisa dibayangkan kerugian yang kami alami. Doa kami, semoga pandemi Covid-19 benar-benar hilang dalam waktu dekat ini,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif