Soloraya
Kamis, 23 Juni 2022 - 21:09 WIB

Harga Bahan Pangan Meroket, Wong Sukoharjo: Ngungkuli Pas Bakdo

Magdalena Naviriana Putri  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penjual sayur matang, Febriani, 32 menyiapkan masakan di rumahnya, di Desa Duwet, Baki Sukoharjo, Kamis (22/6/2022). (Solopos-Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Harga aneka kebutuhan pokok khususnya bahan pangan di Kabupaten Sukoharjo tinggi beberapa waktu terakhir. Kondisi itu membuat pedagang makanan matang di wilayah setempat menjerit, salah satunya karena harga cabai mahal dibandingkan saat Lebaran lalu.

Salah seorang pedagang nasi liwet di Desa Duwet, Baki, Sukoharjo, Panut, 68, mengeluh lantaran harga ayam dan kelapa yang menjadi bahan pokok pembuatan nasi liwet terus merangkak naik.

Advertisement

Mundak kabeh niki, bar bakdo malah koyo ngene. Ngungkuli pas bakdo. [Naik semua harganya, setelah Lebaran kok malah naik semua. Melebihi saat Lebaran]. Kelapa mahal, lombok mahal. Ayam saja biasanya Rp60.000-Rp70.000 sekarang Rp90.000/ekor. Kelapa biasanya Rp6.500 sekarang Rp7.500/biji,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (23/6/2022).

Perempuan yang telah melakoni bisnis nasi liwet selama 35 tahun itu mengaku hanya mampu mengurangi porsi tanpa menaikkan harga jual. Harga yang dibanderolnya Rp10.000 per porsi nasi liwet ayam suwir dengan separuh telur rebus. Sedangkan nasi liwet dengan sayap biasanya pelanggan membayar dengan harga Rp17.500. Sementara per porsi nasi liwet dengan paha ayam dibanderol Rp20.000.

Advertisement

Perempuan yang telah melakoni bisnis nasi liwet selama 35 tahun itu mengaku hanya mampu mengurangi porsi tanpa menaikkan harga jual. Harga yang dibanderolnya Rp10.000 per porsi nasi liwet ayam suwir dengan separuh telur rebus. Sedangkan nasi liwet dengan sayap biasanya pelanggan membayar dengan harga Rp17.500. Sementara per porsi nasi liwet dengan paha ayam dibanderol Rp20.000.

Stabil mawon, pun sakmenten niku. Mumet nek diunggahne diidukne hargane. Porsine mawon sing dikurangi, [Stabil saja harga jualnya, segitu saja. Pusing kalau dinaikkan diturunkan harganya. Porsinya saja yang dikurangi],” ujarnya.

Baca juga: Nasi Liwet Jadi Ikon Solo, Intip Sentra Pembuatannya di Duwet Sukoharjo

Advertisement

“Sekarang semua mahal, ayam biasanya Rp50.000 per ekor sekarang Rp75.000. Telur yang biasanya per kilogram Rp22.000-Rp23.000 sekarang Rp29.000. Cabai sekarang sampai Rp110.000/kg padahal biasanya hanya Rp45.000/kg. Jipan [labu siam] Rp5.000/kg biasanya hanya Rp2.500/kg. Kalau kelapa masih Rp7.000/biji,” jelasnya saat ditemui di rumahnya.

Berharap Harga Stabil

Perempuan yang menjadi generasi kedua penjual nasi liwet di ruko selatan Pasar Sukoharjo itu biasanya mampu menghabiskan 12 liter beras dan nasi untuk pembuatan nasi liwet, ketan, bubur dan lontong.

Omzet per hari yang dikantonginya mencapai Rp1,5 juta dengan waktu berjualan pukul 16.00 WIB-20.00 WIB. Dia berharap harga kebutuhan pokok segera stabil sehingga pembeli dan pedagang tidak merasa kesulitan.

Advertisement

Baca juga: PAD Sektor Wisata Sukoharjo pada 2021 Nol Rupiah! Ini Sebabnya

Pedagang sayur matang lainnya, Febriani, 32, juga mengeluhkan hal yang sama. Dia memilih untuk mengurangi porsi dan menaikkan harga lantaran kebutuhan bahan yang mahal.

“Kalau nasi liwet biasanya nasinya dikurangi sedikit dibanyakin sayurnya. Kalau gorengan biasanya satu biji harga Rp500 sekarang jadi Rp2.000/3 biji. Tapi kalau untuk disetor ke hik masih harga Rp500/biji,” jelas warga Duwet, Baki, Sukoharjo itu.

Advertisement

Perempuan yang biasanya menjual sayur dan nasi liwet di Wonosari, Klaten itu mengaku harga ayam yang dibelinya kini mencapai Rp70.000/ekor padahal biasanya hanya Rp50.000/ekor. Sedangkan harga cabai yang dibelinya mencapai Rp90.000-Rp100.000/kilogram.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif