SOLOPOS.COM - Ilustrasi bawang putih (JIBI/Solopos/Dok.)

Ilustrasi bawang putih (JIBI/SOLOPOS/Dok)

SOLO — Tim Penanggulangan Inflasi Daerah (TPID) Kota Solo mulai mencari celah mengatasi kenaikan komoditas bawang putih. Salah satu upaya yakni lewat intervensi anggaran berupa penyelenggaraan pasar murah.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kabag Administrasi Perekonomian Setda Solo, Joni Hari Sumantri, saat ditemui wartawan di Balaikota, Kamis (14/3/2013), mengatakan upaya pengendalian komoditas paling ampuh pada dasarnya melalui regulasi pemerintah pusat. Meski demikian, Joni menilai daerah juga bisa menyumbang peran. Dia menjelaskan tiap SKPD yang mempunyai alokasi anggaran terkait bisa didorong menggelar kegiatan pro-masyarakat, salah satunya pasar murah.

“Melihat harga bawang putih yang kian melambung, pasar murah harusnya bisa segera digelar. Tidak harus menunggu momen tertentu seperti hari besar,” ujarnya.

Joni mengakui, kenaikan bawang putih hingga Rp55.000 per kilogram mulai memengaruhi harga makanan. Pasalnya, bawang putih merupakan kebutuhan yang tidak bisa disubstitusi dengan apa pun. Hal itu diperparah dengan kondisi Solo yang hanya sebagai konsumen. Diketahui, Indonesia hanya memproduksi 5% kebutuhan bawang putih dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya