SOLOPOS.COM - Angkot (Dwi Prasetya)

Angkot (Espos/Dwi Prasetya)

SOLO--Belasan ribu angkutan kota (Angkot) di Jawa Tengah bakal mati jika pemerintah sungguh-sungguh tak memberikan subsidi BBM untuk mereka. Tak hanya itu, kebijakan tersebut juga berpotensi menciptakan pengangguran hebat dan angka kemiskinan yang kian meluas.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Demikian diungkapkan Pakar Transportasi dari Unika Semarang, Djoko Setijowarno menyikapi rencana kenaikan harga BBM tanpa subsidi sama sekali bagi angkutan umum. Djoko menilai, kebijakan menaikkan harga BBM tanpa diikuti subsidi bagi Angkot adalah kebijakan yang sembrono. Kebijakan tersebut juga mencerminkan bahwa pemerintah tak peka atas persoalan transportasi dan dampaknya bagi meningkatnya angka kemiskinan.

“Subsidi BBM bagi angkutan umum itu sangat vital. Dia ibarat urat nadi yang berimbas bagi sendi-sendi kehidupan di masyarakat,” kata Djoko kepada Solopos.com, Selasa (13/3/2012).

Di Kota Solo sendiri, lanjut Djoko, tak adanya subsidi BBM dari pemerintah pusat bakal mengacaukan Program Batik Solo Trans (BST) di Solo. Salah satunya ialah BST bakal terbengkalai, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap keandalan angkutan umum menurun. “Dan lama-lama, BST bakal teronggok di kandang,” ujarnya.

Menurut Djoko, subsidi BBM kepada Angkot bakal mempengaruhi 25%-30% biaya operasional kendaraan (BOK) untuk besaran tarif. Sementara subsidi suku cadang, fiskal, retribusi, dan pajak sangat kecil pengaruhnya.

“Jadi, kalau pemerintah nekat menyetop subsidi bagi angkutan umum, maka siap-siap saja terjadi gejolak sosial,” ingatnya.

Djoko mengritik para kepala daerah di Jateng Selama ini terlalu cuek terhadap keberadaan angkutan umum di daerahnya. Mereka justru disibukkkan dengan urusan pengadaan kendaraan dinas yang tak produktif. “Khusus, Walikota Solo Djoko Widodo, kami acungi jempol. Namun, yang lainnya payah,” paparnya.

Itulah sebabnya, Djoko mendesak agar belanja Mobdin di Jateng dibatalkan. “Belikan sarana angkutan pedesaan, bus sekolah, bus umum agar siswa dan buruh dapat transportasi murah dan nyaman,” tegasnya.

Djoko memastikan, bahwa salah satu pemicu kenaikan harga Sembako ialah meningkatnya biaya transportasi. Belum lagi sejumlah angkutan barang yang mengangkut komoditas Sembako yang juga tak dapat subsidi, maka dipastikan ongkos barang naik tajam, harga barang meningkat. “Dan daya beli masyarakat bakal menurun,” paparnya.

Sementara itu, aliansi buruh Soloraya menilai, penetapan UMK di Jateng adalah kesia-siaan lantaran ongkos transportasi telah naik semua. Kondisi ini akan membikin nasib buruh kian sengsara. “Kami bakal mengajak seluruh elemen masyararakat untuk menolak kenaikan BBM,” kata Koordinator Aliansi Serikat Buruh Soloraya, Suharno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya