Soloraya
Rabu, 7 September 2022 - 21:46 WIB

Harga BBM Naik, Dosen UNS Solo Nilai Pemerintah Kurang Kreatif Bikin Kebijakan

Gigih Windar Pratama  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengisian bahan bakar minyak (BBM). (freepik)

Solopos.com, SOLO — Harga bahan bakar minyak atau BBM yang mendadak naik per Sabtu (3/9/2022) menjadi perdebatan di masyarakat. Ada yang menyebut kenaikan harga BBM menyulitkan masyarakat yang baru mulai bangkit dari pukulan pandemi Covid-19.

Meski begitu ada juga warga yang memaklumi kenaikan harga BBM itu di tengah fluktuasi harga minyak dunia. Kebijakan kenaikan harga BBM ini diimbangi dengan adanya bantuan subsidi upah (BSU) dan bantuan langsung tunai (BLT) pengalihan subsidi BBM.

Advertisement

Menurut Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Lukman Hakim, kenaikan harga BBM memang sudah tidak bisa dihindari.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Solopos.com dari UNS, Rabu (7/9/2022), Lukman menjelaskan meskipun harga BBM harus naik, mestinya tetap ada pertimbangan yang harus dilakukan pemerintah.

“Kenaikannya jangan terlalu tinggi, seharusnya harga tidak langsung dinaikkan sebanyak itu, melainkan bertahap. Atau ada angka tengah agar masyarakat yang terdampak tidak keberatan dengan kenaikan harga BBM yang diikuti dengan kenaikan harga komoditas lain,” ujar Lukman.

Advertisement

Baca Juga: Pemkot Solo akan Tambah Bansos Kenaikan Harga BBM, Penerimanya juga Bertambah

Dosen berusia 54 tahun ini juga mengkritik mengenai cara pemerintah dalam membuat kebijakan publik yang kurang kreatif. Menurutnya, penyusunan kebijakan publik semestinya tidak membebani masyarakat. 

Ia mencontohkan saat pemerintah mengeluarkan kebijakan peralihan dari premium ke pertalite secara bertahap. Saat itu, pemerintah mengedukasi masyarakat untuk beralih dari BBM nilai oktan Research Octane Number (RON) 88 atau Premium ke BBM RON 90 atau Pertalite untuk mengurangi masalah polusi.

Advertisement

Dampaknya secara perlahan masyarakat dengan sukarela memilih untuk menggunakan Pertalite yang selisih harganya tidak terlalu banyak.

Baca Juga: Harga BBM Naik, Ribuan Driver Ojol – Tukang Becak di Solo akan Dapat Bantuan

“Pemerintah harus lebih kreatif dalam membuat kebijakan publik. Juga membuat kebijakan publik yang sifatnya terintegrasi dengan kebijakan yang sudah ada. Jangan sampai kebijakan publik yang sudah dikeluarkan justru membebani masyarakat,” ujarnya.

Seperti diketahui, harga beberapa jenis BBM naik per 3 September 2022. Pertalite naik dari Rp7.650/liter menjadi Rp10.000/liter, Pertamax naik dari Rp12.500/liter menjadi Rp14.500/liter. Sedangkan harga solar naik dari Rp5.150/liter menjadi Rp6.800/liter.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif