SOLOPOS.COM - Ratusan motor antre membeli BBM pertalite di SPBU Nglangon, Sragen Rabu (31/8/2022). Antrean itu terjadi lantaran adanya rencana kenaikan harga BBM. (Espos/Tri Tahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen mewaspadai kenaikan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok sebagai imbas naiknya harga bahan bakar minyak atau BBM.

Di sisi lain, pengusaha stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) harus menambah modal untuk menyesuaikan harga BBM yang naik. Kepala Diskumindag Sragen, Cosmas Edwi Yunanto, saat dihubungi Solopos.com, Minggu (4/9/2022), mengungkapkan naiknya harga BBM pasti berimbas pada potensi naiknya harga kebutuhan pokok.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Besok [Senin], kami akan memonitor perkembangan harga kebutuhan pokok masyarakat di pasar-pasar tradisional. Perkembangan harga hingga Minggu ini dilaporkan masih normal. Detailnya akan kami sampaikan Senin besok dari hasil pantauan keseluruhan,” jelasnya.

Plt Direktur Perumda Bengkel Terpadu Sragen, Supriyadi, menyampaikan kenaikan harga BBM berdampak pada naiknya modal usaha pengelolaan tiga SPBU di bawah Perumda Bengkel Terpadu Sragen.

Dia mengungkapkan tiga SPBU mengalami untung cukup signifikan ketika terjadi antrean panjang pada Rabu (31/8/2022) malam lantaran ada isu kenaikan harga BBM per 1 September 2022. Padahal kenaikan harga BBM itu diputuskan pemerintah berlaku per Sabtu (3/9/2022) siang pukul 14.30 WIB.

Baca Juga: Dampak Kenaikan Harga BBM, Tarif Angkutan Umum di Sragen Naik Rp1.000/Penumpang

“DO [delivery order] kami tentu menyesuaikan harga terbaru. Artinya, modal untuk DO juga otomatis bertambah,” jelas Supriyadi. Ia menambahkan DO untuk tiga SPBU itu rata-rata mencapai 48.000 liter per hari untuk pertalite.

DO solar sekitar 32.000 liter per hari sedangkan DO pertamax sedikit, sekitar 30.000 liter per hari. Namun, khusus untuk SPBU Tangen itu kadang DO pertamax baru dilakukan 2-3 hari sekali.

Dia mengatakan sejak adanya kebijakan kenaikan harga BBM permintaan di SPBU Nglangon, SPBU Pilangsari, dan SPBU Tangen, Sragen, masih normal. Dia hanya berpesan untuk pembelian BBM bagi mobil berpelat merah mestinya juga harus menyesuaikan harga terbaru.

Baca Juga: Warga Sragen Beri Respons Beragam Soal Isu Kenaikan Harga BBM

Dia mengatakan mobil pelat merah itu pembeliannya BBM pertamax, dari harga Rp12.500/liter menjadi Rp14.500/liter. “Kami melayaninya berdasarkan kartu yang ada dengan penyesuaian harga baru,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya