SOLOPOS.COM - Ketua DPD Pro Jokowi (Projo) Jawa Tengah, Sugeng Setyadi, bersama pengurus ormas Projo se-Soloraya menunjukkan surat terbuka yang akan dikirim ke Presiden Jokowi dalam jumpa pers di rumah makan di Solo, Kamis (10/3/2016). Surat itu berisi desakan agar pemerintah segera menurunkan harga BBM serta tarif listrik. (Chrisna Canis Cara/JIBI/Solopos)

Harga BBM diminta diturunkan seiring dengan penurunan harga minyak dunia.

Solopos.com, SOLO — Ormas Pro Jokowi (Projo) se-Soloraya mendesak pemerintah menurunkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Hal itu seiring turunnya harga minyak mentah dunia serta penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pernyataan itu disampaikan elemen Projo se-Soloraya bersama DPD Projo Jawa Tengah (Jateng) di sebuah restoran di wilayah Laweyan, Kamis (10/3/2016). Ketua DPD Projo Jateng, Sugeng Setyadi,  menyatakan bakal mengirim surat terbuka pada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Komisi VII DPR agar segera menurunkan harga BBM.

Menurut Sugeng, harga keekonomian BBM seperti premium saat ini sudah terlampau tinggi. Seusai kebijakan penurunan harga BBM awal Januari lalu, harga premium berada di angka Rp7.050 per liter dari sebelumnya Rp7.300 per liter.

“Melihat harga minyak dunia yang kini di kisaran US$ 40 per barel, BBM bersubsidi mestinya bisa berada di kisaran Rp5.500 per liter. Apalagi nilai tukar rupiah kini menguat dan berada di bawah Rp13.500,” urainya.

Pertimbangan Matang

Menurut Sugeng, desakan penurunan harga BBM tersebut sudah melalui pertimbangan matang dengan melihat tren harga minyak global. Pihaknya menilai Presiden Jokowi bakal mengambil keputusan bijaksana untuk kepentingan rakyat. “Penurunan harga BBM harapannya dapat diikuti turunnya harga kebutuhan sehari-hari dan ongkos transportasi,” kata dia.

Ketua DPC Projo Boyolali, Nurbiantoro Sastro, memertanyakan selisih harga BBM yang harus dibayar konsumen dengan kondisi harga minyak dunia.

Menurut Nurbiantoro, selisih yang bisa mencapai Rp1.000 lebih per liter ini mestinya dapat dimanfaatkan untuk menggenjot pembangunan infrastruktur dan pemerataan ekonomi. “Sekarang kami bertanya, selisih harga tersebut selama ini lari ke mana?” tukasnya.

Di sisi lain, Nurbiantoro mendesak pemerintah tegas dengan kartel yang membuat harga bahan pangan, barang dan jasa stabil tinggi meski harga BBM turun.

“Tak hanya mengirim surat terbuka, kami akan menghadap DPR untuk membeberkan kondisi riil di lapangan. Kartel dan semacamnya harus dipangkas.”

Dalam surat terbuka Projo juga mendesak penurunan tarif dasar listrik. Mereka beralasan harga energi primer untuk pembangkit listrik seperti batu bara, gas dan solar juga mengalami penurunan.

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya