SOLOPOS.COM - Pekerja memindahkan karung beras dari lokasi penggilingan milik Widodo di Desa Majegan, Tulung. Klaten, ke mobil, Kamis (26/2/2015). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Harga beras meroket sehingga pengusaha penggilingan padi banjir permintaan. Namun stok gabah langka di pasaran.

Solopos.com, KLATEN – Kenaikan harga beras akhir-akhir ini membuat pengusaha penggilingan padi kebanjiran permintaan. Namun, pengusaha tak mampu memenuhi semua permintaan lantaran gabah juga langka di lapangan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Salah satu pemilik penggilingan padi di Majegan, Tulung, Widodo, menjelaskan permintaan beras naik terjadi sekitar sebulan ini. Pada kondisi normal, permintaan beras dari para pedagang sekitar 5-6 ton/hari.

Namun, beberapa pekan terakhir permintaan itu melonjak hingga 10 ton. “Permintaan tinggi. Kami juga tidak sanggup karena stok barang tidak ada,” jelas dia saat ditemui di lokasi penggilingannya, Kamis (26/2/2015).

Selain stok padi sudah habis pada Januari lalu, Widodo menjelaskan saat ini gabah juga langka di pasaran. Kalau pun ada, lanjut dia, harga gabah melambung. Kenaikan harga gabah berkisar Rp1.000-2.000/kg sama halnya dengan kenaikan harga beras akhir-akhir ini.

Guna menyiasati tingginya permintaan itu, Widodo mencari gabah ke luar wilayah Klaten seperti Sragen dan Ngawi, Jawa Timur.

Selain itu, pihaknya juga membeli beras dari lokasi lain. “Jadi beras mentah itu kami proses lagi menjadi beras medium,” urai dia.

Widodo menilai kelangkaan gabah serta beras bukan disebabkan permainan harga dari pihak tertentu. Kondisi itu terjadi lantaraan saat ini para petani di sejumlah wilayah mengalami gagal panen akibat banjir.

“Ini memang kelangkaan barang, bukan permainan. Biasanya, memasuki Februari petani di wilayah Demak, Purwodadi, serta Kudus itu sudah mulai panen. Tetapi, mungkin karena kebanjiran akhirnya produksi padi menurun drastis. Untuk wilayah dataran tinggi termasuk Klaten belum masuk panen. Kami prediksi harga beras di Klaten kembali normal satu bulan mendatang saat petani mulai masuk panen,” ujar dia.

Sementara itu, pemilik penggilingan padi di Desa Mranggen, Jatinom, Sadiyo, juga mengaku belakangan permintaan beras meningkat. Hanya, penggilingan padi di tempatnya berhenti beroperasi selama lima hari terakhir lantaran kehabisan stok.

Selain itu, Sadiyo tak ingin merugi akibat harga gabah yang belakangan melambung. “Sekarang itu harga gabah kering mencapai Rp6.000/kg. Dari pada nanti merugi, lebih baik saya tidak menggiling dulu sampai harga normal. Kenaikan saat ini memang paling parah,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya