SOLOPOS.COM - Beberapa jenis cabai dijual pedagang di Pasar Kota Wonogiri, Jumat (10/6/2022). (Solopos.com/Luthfi Shobri Marzuqi)

Solopos.com, WONOGIRI — Harga sejumlah bahan pokok mengalami peningkatan drastis dalam dua pekan belakangan. Kenaikan harga itu dipengaruhi musim kemarau basah yang berimbas munculnya hama hingga mengakibatkan gagal panen di kalangan petani.

Demikian penjelasan Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Wonogiri, Baroto Eko Pujanto, saat dihubungi Solopos.com, Jumat (10/6/2022). Musim kemarau basah yang terjadi tahun ini dinilai paling parah. Fenomena La Nina tahun ini semakin ekstrim dibanding tahun sebelumnya.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Dilansir dari bmkg.go.id, La Nina merupakan fenomena pendinginan suhu muka laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah dari kondisi normal. Penurunan SML mengurangi potensi pertumbuhan awan dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia. Selain berdampak meningkatkan curah hujan, La Nina juga berisiko meningkatkan peluang terjadinya ancaman bencana hidrometeorologi.

Akhir musim hujan lalu banyak petani Wonogiri yang tak berani menanam cabai. Meski musim berganti kemarau, belum menurunkan intensitas hujan yang hingga kini masih melanda. Hal itu membuat para petani takut menanam. Petani yang nekat menanam, sebagian mengalami gagal panen. Tanah yang lembab menyebabkan tanaman cabai sulit tumbuh dengan baik yang juga berimbas munculnya hama/penyakit tanaman.

“Pada bidang pertanian, hujan yang turun sewaktu musim kemarau itu berdampak pada terganggunya proses tumbuh tanaman. Tak hanya tanaman cabai, tapi juga tomat dan bawang merah,” kata Baroto Eko Pujanto.

Baca Juga: Inflasi Global Menggila, Airlangga: Inflasi Indonesia Masih Terkendali

Bendahara Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Wonogiri, Sukamto mengatakan, kenaikan harga bahan pokok di pasar mulai terjadi sebulan belakangan. Dalam dua pekan terakhir, kenaikan harganya semakin drastis.

“Setelah Lebaran [Idulfitri] harganya sedikit demi sedikit naik. Mulai Rp2.000-3.000. Tapi yang naik drastis itu dua pekan lalu. Setiap hari pasti naik, kalau enggak Rp6.000 atau Rp8.000. Sekarang harga cabai rawit merah itu sudah Rp86.000 per kilogram. Padahal harga normalnya senilai Rp25.000-30.000,” kata Sukamto yang juga berdagang bahan pokok di Los Pasar Kota Wonogiri, Jumat.

Kenaikan harga juga terjadi di bawang merah (harga normal Rp25.000-Rp28.000 saat ini menjadi Rp40.000-Rp50.000 per kg), telur (harga normal Rp22.000 saat ini menjadi Rp28.000 per kilogram).

Baca Juga: Harga Cabai Rawit di Wonogiri Berangsur Turun, Terendah Rp35.000/Kg

“Kenaikan harga itu terjadi di seluruh Wonogiri,” katanya.

Hal senada dijelaskan pedagang bahan pokok di Los Pasar Kota Wonogiri, Darwanti. Harga cabai rawit miliknya senilai Rp90.000 per kg, cabai merah senilai Rp60.000 per kg (sebulan sebelumnya senilai Rp20.000 per kg), cabai hijau senilai Rp55.000 per kg (harga normal Rp15.000-Rp17.000 per kg).

“Walaupun mahal tapi tetap ada yang beli. Soalnya banyak yang membutuhkan. Tiap pagi itu biasanya bakul-bakul sayur ramai, tapi kalau sudah siang ya sepi. Kadang-kadang ada pembeli yang membeli cabai Rp2.000. Saya sulit mau ngasih seberapa, tapi kalau enggak dilayani, ya kasihan,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya