SOLOPOS.COM - Buruh tani di Desa Kecemen, Kecamatan Manisrenggo memetik cabai di lahan yang digarap Selasa (31/10/2023). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Harga cabai rawit di pasaran belakangan melejit. Melejitnya harga cabai itu disebut-sebut lantaran faktor cuaca ekstrem hingga serangan hama.

Salah satu petani cabai asal Desa Bengking, Kecamatan Jatinom, Muhammad Wiji Supriyono, mengatakan harga cabai rawit beberapa waktu terakhir mengalami kenaikan. Harga cabai rawit merah di tingkat petani saat ini berada pada kisaran Rp60.000 hingga Rp65.000 per kg tergantung kualitas.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Supri mengatakan tingginya harga cabai di satu sisi menguntungkan petani. Namun, di sisi lain dia menjelaskan biaya operasional yang dikeluarkan petani membengkak lantaran dampak fenomena El Nino yang mengakibatkan musim kemarau lebih panjang dari biasanya.

Dia mencontohkan biaya operasional yang harus dikeluarkannya untuk irigasi selama tanam cabai kali ini. Tegalan yang dia manfaatkan untuk tanam cabai sistem irigasinya tadah hujan. Ketika tak ada hujan, biaya yang dia keluarkan bertambah untuk menyediakan air untuk menyiram 2.000 tanaman cabai.

Per bulan, dia setidaknya mengeluarkan biaya operasional Rp500.000 untuk menyirami tanaman. Biaya khusus air itu dia keluarkan sudah empat bulan terakhir. Belum biaya operasional yang dia keluarkan untuk pupuk dan tenaga atau pekerja yang membantu mengelola tanaman.

“Ya strateginya untuk menekan biaya perawatan itu kami menerapkan sistem tumpang sari dengan sayuran. Apalagi kami bisa langsung jual ke konsumen [hasil jual untuk menekan biaya operasional],” kata Supri saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (1/11/2023).

Selain membengkaknya biaya operasional, Supri mengatakan kondisi cuaca ekstrem dengan akhir-akhir ini. Suhu udara saat siang sangat terik serta tak turun hujan selama beberapa bulan berpengaruh pada produktivitas tanaman cabai yang menurun.

Lantaran hal itu, dia menilai harga cabai saat ini sebanding dengan besarnya biaya operasional serta menurunnya produktivitas tanaman. “Seandainya harga di tingkat petani kurang dari harga biasanya Rp30.000 per kg, mungkin petani akan mengalami kerugian banyak. Kalau harga saat ini dengan melihat produktivitas yang menurun dan biaya operasional yang banyak, harga jual itu setidaknya untuk petani bakbuk [sebanding],” kata Supri.

Salah satu pedagang sayur, Sriyono, mengatakan harga cabai rawit di pasaran berkisarn Rp65.000 per kg. Harga itu dia sebut lumayan tinggi dibandingkan sebelumnya. “Itu sudah sekitar satu pekan terakhir. Kalau sebelumnya hanya Rp45.000 per kg hingga Rp50.000 per kg. Penyebabnya mungkin karena produksi petani berkurang disebabkan faktor cuaca dan tanaman banyak yang kena serangan hama. Tanaman banyak diserang bulai, daun-daunnya kuning,” kata pedagang asal Desa Kecemen, Kecamatan Manisrenggo itu.

Berdasarkan informasi harga barang kebutuhan pokok masyarakat dari DKUKMP Klaten per Rabu (1/11/2023), harga cabai rawit merah Rp64.000 per kg. Harga itu turun dari sebelumnya Rp70.000 per kg. Sementara, harga cabai merah keriting Rp55.000 per kg atau naik dari sebelumnya Rp52.000 per kg. Sementara, harga beras cap IR 64 Rp12.500 per kg dan harga beras cap C4 Rp14.500 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya