SOLOPOS.COM - Pedagang cabai di Pasar Srago, Kelurahan Mojayan, Kecamatan Klaten Tengah, Selasa (21/12/2021). Harga cabai rawit terus melonjak hingga tembus Rp90.000 per kg. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Harga cabai kian pedas menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2022. Kini, harga cabai rawit mencapai Rp90.000 per kilogram (kg) di Klaten.

Salah satu pedagang di Pasar Srago, Klaten, Ngatmi, 60, mengatakan harga kulakan cabai saat ini sudah tinggi. Harga kulakan cabai rawit kini tembus Rp83.000 per kg. Mau tidak mau, pedagang cabai eceran ikut menaikkan harga jual.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Jualnya Rp90.000 per kg. Harga ini bertahan sudah hampir 10 hari ini. Kalau normalnya harga cabai rawit itu Rp40.000-Rp50.000 per kg,” kata Ngatmi saat ditemui di Pasar Srago, Selasa (21/12/2021).

Tak hanya cabai rawit, Ngatmi mengatakan harga cabai keriting ikut melonjak. Saat ini, harga jual cabai keriting merah mencapai Rp40.000 per kg. Sebelumnya, harga jual cabai keriting berkisar Rp32.000 per kg. Sementara, harga cabai lalapan atau cabai hijau Rp45.000 per kg.
Selain cabai, harga bawang juga merangkak naik. Selama dua hari terakhir harga bawang Rp25.000 per kg dari sebelumnya Rp23.000 per kg.

Baca Juga: Waduh, 40 Warga Satu Dukuh di Cawas Klaten Kena Chikungunya

“Faktor penyebabnya karena musim hujan tidak ada buahnya. Tanamannya pada mati. Pembelinya agak sepi. Biasanya beli setengah kilogram jadi beli hanya seperempat kilogram,” kata Ngatmi.

Melonjaknya harga cabai diakui sejumlah pemasok cabai di Pasar Srago. Salah satu pemasok asal Kecamatan Jogonalan, Joko, 39, menjelaskan harga cabai rawit di tingkat pemasok sekitar Rp78.000 per kg. Kondisi itu sudah berlangsung sekitar tiga hari terakhir.

“Sebelumnya Rp60.000-Rp65.000 per kg. Kalau kondisi normal Rp30.000-Rp40.000 per kg,” jelas dia.

Karena Cuaca

Seperti Ngatmi, Joko menyebut faktor cuaca jadi penyebab melonjaknya harga cabai. Ketika musim hujan, tanaman cabai mati. Jika masih bisa dipanen, tanaman mudah terserang penyakit yakni patek hingga tak bisa berbuah secara maksimal. “Kalau permintaan itu tidak menentu,” urai dia.

Baca Juga: Belum Diresmikan, Kunjungan ke Agrowisata Pasung Klaten Makin Ramai

Melonjaknya harga cabai itu dikeluhkan pedagang kuliner. Seperti Ika, 37, salah satu pedagang gorengan di Pasar Srago. Ika memilih tak melengkapi cabai bagi para pembeli gorengan.

“Baru dua pekan ini tidak pakai cabai karena harganya mahal. Biasanya saya menggunakan cabai lalapan. Kalau saat murah itu harganya Rp10.000-Rp15.000 per kg. Sekarang untuk cabai rawit saja sudah sampai Rp80.000 per kg,” kata dia.

Kenaikan harga cabai ini membuat bebannya semakin berat pasalnya, harga minyak goreng juga selama dua bulan terakhir stabil mahal.
Ika menuturkan harga minyak goreng kemasan saat ini berkisar Rp20.000-Rp21.000 per liter. Dua bulan lalu, harga minyak goreng kemasan berkisar Rp13.000 per liter.

“Harga gorengan akhirnya saya naikkan. Tetapi hanya naik Rp100. Saya tidak berani menaikkan harga tinggi-tinggi khawatir sepi pembeli,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya