SOLOPOS.COM - Pedagang pasar darurat Pasar Tiga Lantai Klaten mengambll minyak goreng curah yang dia jual, Minggu (12/12/2021). Harga minyak goreng curah hingga kini stabil mahal. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN—Harga cabai rawit di pasar tradisional kini terus melambung mencapai Rp64.000 per kg jelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Sementara, harga minyak goreng selama lebih dari sebulan terakhir stabil mahal.

Salah satu pedagang di pasar darurat Pasar Gede Klaten, Ponijem, 58, mengatakan harga cabai rawit merah pada Minggu (12/12/2021) mencapai Rp64.000 per kg. Sehari sebelumnya, harga cabai rawit berada pada kisaran Rp60.000 per kg.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kenaikan harga juga terjadi pada cabai keriting naik Rp10.000 dalam sepekan menjadi Rp40.000 per kg. “Kalau harga normal cabai rawit Rp25.000 per kg,” kata Ponijem saat ditemui Solopos.com, Minggu.

Baca Juga: Jenang Ayu Pacing Klaten Merambah ke Berbagai Negara

Ponijem mengatakan kenaikan harga cabai secara bertahap terjadi selama sepekan terakhir. Soal penyebab harga cabai melonjak, dia memperkirakan kenaikan harga lebih disebabkan hasil panen petani sudah habis.

Pedagang sayuran di Pasar Srago, Ngatemi, 55, juga mengatakan harga cabai merangkak naik. Dia juga menjelaskan kenaikan harga cabai itu dipengaruhi menyusutnya hasil panen ketika memasuki musim hujan.

Sementara itu, harga minyak goreng di pasar tradisional hingga kini stabil mahal. Harga minyak goreng curah saat ini Rp18.500 per kg. Sebelumnya, harga minyak goreng curah pada kisaran Rp15.000-Rp16.000 per kg. Kenaikan itu sudah terjadi lebih dari sebulan terakhir. “Saat murah-murahnya bisa Rp12.000 per kg,” kata salah satu pedagang pasar darurat Pasar Gede Klaten, Sri Bekti, 48.

Baca Juga: Zero Covid-19, Desa di Boyolali Tetap Lakukan Langkah Antisipatif

Kenaikan harga minyak goreng curah itu dikeluhkan para pelanggan yang rata-rata para pedagang gorengan dan lain-lain. Namun, mereka mau tidak mau membeli minyak goreng meski harga melambung.

“Konsumen banyak yang mengeluh. Tetapi mereka tetap beli seperti biasa. Penyebabnya harga naik karena apa kami juga tidak tahu. Karena dari kulakan harganya sudah tinggi. mudah-mudahan harganya segera turun lagi,” kata dia.

Pedagang lainnya di pasar darurat, Ramiyah, juga menjelaskan harga minyak goreng kemasan melambung. Selama dua bulan terakhir, harga minyak goreng kemasan sekitar Rp20.000 per 1 liter. Sebelumnya, harga minyak goreng kemasan per 1 liter hanya pada kisaran Rp14.000.

Baca Juga: SHG Wonogiri Berharap Pendidikan bagi Difabel Anak Diperhatikan

Soal penyebab kenaikan, Ramiyah mengatakan pedagang juga bertanya-tanya. Beberapa waktu terakhir tak ada kenaikan permintaan menyusul kegiatan hajatan yang dibatasi sejak ada pandemi Covid-19.

Salah satu pedagang ayam krispi di Pasar Srago, Sriningsih, mengaku harga minyak goreng curah selama lebih dari sebulan terakhir mahal kisaran Rp19.000 per kg. Kenaikan harga minyak goreng itu memberatkan bagi para pedagang kecil.

“Harga ayam krispi tidak saya naikkan. Tidak apa-apa kalau keuntungan berkurang,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya