SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/SOLOPOS)

 

Ilustrasi panen padi. (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

KARANGANYAR--Harga gabah basah di Desa Ngasem, Kecamatan Colomadu, Karanganyar merosot.

Jika sebulan lalu harga gabah RP4.000 per kilogram, saat ini harga gabah Rp3.000 per kilogram.

“Kira-kira 1,5 bulan lalu para penebas [tengkulak] padi yang biasa keliling berani membeli padi satu patok Rp5 juta, sekarang padi tiga patok hanya dihargai Rp10 juta,” ujar Kepala Desa Ngasem, Djoko Slamet Hariadi ketika ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (28/2/2013).

Kondisi ini mengakibatkan sejumlah penebas yang telah membeli padi milik para petani di Ngasem, sampai saat ini belum memanennya. Padahal sejumlah padi yang telah mereka beli dinilai sudah waktunya dipanen.

Sementara itu salah seorang petani Ngasem, Sabarno P, 45, mengatakan merosotnya harga gabah tersebut secara bertahap. Namun hal ini dinilai amat merugikan para petani. Oleh sebab itu pada masa panen padi kali ini dia tak menjual padinya ke para penebas padi. Dia mengaku lebih memilih membawa pulang atau memanen sendiri padi hasil tanaman di sawah.

Dia memilih menjual sendiri kepada bakul langganannya setelah memroses padi hasil panen dengan menggilingkan di penggilingan. Karena dengan memroses lebih lanjut menjadikannya beras dinilai lebih menguntungkan dibanding langsung menjual ke penebas dalam ujud gabah..

“Bagi saya tidak sulit menjual beras hasil panen sendiri. Karena saya sudah mempunyai langganan sehingga tinggal telepon dia sudah datang sendiri. Jadi tidak perlu membawa beras itu ke pasar,” kata dia.

Menurut dia keuntungan akan bisa diperoleh lebih besar lagi jika memiliki mesin penggiling padi. Karena dengan menggiling sendiri, akan mendapat bekatul dan kulit padi atau sekam. Sebab kedua barang tersebut dianggap mempunyai nilai ekonomis lumayan dan tidak sulit menjualnya. Karena sekam dan bekatul dinilai banyak yang mencari atau mebutuhkan.

Ditanya penyebab merosotnya harga gabah, dia menyinyalir saat ini berbarengan dengan masa panen padi di beberapa tempat di Soloraya, di antaranya di Sragen. Kondisi ini dinilai berpengaruh besar terhadap harga gabah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya