Soloraya
Selasa, 3 September 2013 - 23:15 WIB

HARGA KEDELAI MELAMBUNG : 300 Pengrajin Tahu Tempe Wonogiri Bangkrut

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi kedelai (JIBI/Harian Jogja/Bisnis Indonesia)

Solopos.com, WONOGIRI – Sekitar 300 perajin tahu dan tempe atau sekitar 10% dari total perajin tahu tempe di Kabupaten Wonogiri mulai gulung tikar. Mereka terpaksa menghentikan usahanya karena harga kedelai yang semakin mahal dan menyentuh Rp9.500/kilogram.

Petugas Penyuluh di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Disperindagkop) dan UMKM Wonogiri, Kamto, mengatakan jumlah total perajin tahu dan tempe di Kabupaten Wonogiri ada 3.915 perajin. Jumlah itu terdiri atas 3.616 perajin tempe dan 299 perajin tahu.

Advertisement

“Saat ini, sekitar 10% dari total perajin tahu dan tempe di Kabupaten Wonogiri menghentikan usahanya. Mereka tidak mendapat untung karena harga kedelai terus merangkak naik,” katanya kepada wartawan, Selasa (3/9/2013).

Ia menambahkan perajin tempe dan tahu yang menutup usahanya itu merupakan pelaku usaha yang bermodal kecil. Sedangkan perajin yang memiliki modal besar, lanjut dia, memilih untuk tetap bertahan walaupun keuntungan yang didapat semakin minim.

Sementara itu Kepala Bidang Perindustrian Disperindag dan UMKM, Joko Irianto, mengatakan kenaikan harga kedelai sangat berpengaruh pada industri tahu dan tempe.

Advertisement

“Memang, ada sejumlah perajin yang gulung tikar, tetapi tidak banyak. Sebab, di beberapa daerah, ada yang sedang panen kedelai lokal,” katanya, Selasa.

Di sisi lain, Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop dan UMKM, Joko Pramono, menyatakan sesuai pantauan harga kebutuhan pokok di wilayah Kabupaten Wonogiri, harga kedelai terus naik.

“Menurut pantauan kami, harga kedelai lokal kuning mencapai Rp9.500/kilogram dan harga kedelai lokal hitam Rp10.000/kilogram. Sedangkan harga kedelai impor harganya sekitar Rp9.600/kilogram,” katanya.

Advertisement

Pihaknya tidak bisa berbuat banyak karena itu permasalahan nasional. “Kemungkinan, harga kedelai terus naik. Sedangkan dari hasil pengamatan kami di pasar, ukuran tempe dan tahu yang dijual semakin tipis. Itu merupakan langkah perajin untuk menekan kerugian,” imbuhnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif