Soloraya
Selasa, 10 September 2013 - 13:54 WIB

HARGA KEDELAI NAIK : Produsen Tempe Mogok, Disperindagkop dan UMKM Angkat Tangan

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tempe (Dok/JIBI/Solopos)

Tempe (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN –– Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindagkop dan UMKM) Klaten tidak bisa berbuat banyak dengan produsen tempe dan tahu yang mogok produksi. Pasalnya, hingga Selasa (10/9/2013), tempe dan tahu masih sulit dicari di kawasan Klaten.

Advertisement

Kepala Disperindagkop dan UMKM Klaten, S. Sapto Aji, mengatakan permasalahan utama produsen tempe dan tahu mogok produksi disebabkan karena harga bahan baku kedelai yang sangat mahal. Hal itu yang membuat produsen tempe dan tahu gerah dan enggan memproduksi. Dia mengaku tidak bisa memaksa produsen untuk memproduksi tempe dan tahu.

“Jika produsen tempe dan tahu mogok,  itu adalah hak mereka.”

Hal itu ditegaskan Sapto saat dihubungi Solopos.com, Selasa (10/9/2013). Berdasarkan rapat koordinasi tingkat provinsi beberapa waktu lalu, pihaknya mengatakan kebijakan impor kedelai seharusnya bisa menyelamatkan perajin tahu dan tempe. Pasalnya, kebutuhan kedelai secara nasional mencapai sekitar 2.500 ton/hari. Sedangkan, petani di Indonesia hanya bisa memproduksi kedelai sekitar 800 ton/hari.

Advertisement

Kekurangan kebutuhan itulah yang harus pemerintah tutup melalui impor kedelai dari sejumlah negara asing. Pemerintah pun telah menunjuk Bulog dan Primer Koperasi Produksi Tahu Tempe Indonesia (Prim Kopti) untuk mengimpor kedelai. Harga kedelai impor itu sebenarnya telah dipatok pemerintah dengan Rp7.450/kilogram (kg) di tangan pengecer.  “Namun kok harga kedelai impor sampai saat ini bisa mencapai Rp9.300/kg saya juga heran. Masalah harga memang sulit untuk ditebak,” ungkapnya.

Berdasarkan informasi yang dia peroleh dari Prim Kopti Klaten, hingga Selasa masih tersedia sekitar 50 ton kedelai impor. Jumlah itu dinilai masih cukup aman untuk stok kebutuhan kedelai di Klaten. Dia pun mengimbau supaya produsen maupun penjual tempe dan tahu di Klaten untuk tidak mogok produksi pada Rabu (11/9/2013).

Sementara, pantauan Solopos.com di Pasar Induk Klaten, Selasa pagi, belum ada satu pun pedagang tempe dan tahu yang menggelar dagangan.  Salah satu pedagang tempe dan tahu yang biasa berjualan di Pasar Klaten, Hadi Suseno, kepada wartawan mengaku tidak menjual tempe sejak Senin. Sebab, sejak Senin itu dirinya tidak mendapatkan setoran dari produsen yang berasal dari Jatinom.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif