SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Wonogiri (Espos)–Pasokan minyak tanah di Kota Gaplek signifikan turun dibandingkan bulan September lalu, akibatnya harga minyak tanah melambung senilai Rp 7.000 per liter.

Berdasarkan data yang dihimpun Espos, Pertamina melakukan pengurangan jatah minyak tanah di Kabupaten Wonogiri  dari alokasi September sekitar 700 kiloliter (Kl) menurun jadi 400 kiloliter pada bulan Oktober. Sementara pencabutan alokasi minyak tanah bersubsidi tersebut dilakukan pada bulan November mendatang.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Meskipun konversi minyak tanah ke gas telah mencapai 98%, namun tidak sedikit warga yang masih mengantrekan jeriken di pangkalan minyak guna memehuni kebutuhan sehari-hari.

Menurut salah seorang Ny Joko, warga Giripurwo, Wonogiri, meskipun telah menerima tabung gas tetapi untuk keperluan berdagang dirinya tetap menggunakan arang dan minyak tanah. Dia mengatakan, jika menggunakan gas untuk berdagang hal itu dinilai tidak ekonomis.

“Terkadang masih menggunakan minyak tanah jika ada, saya menilai menggunakan minyak tanah itu lebih ngirit,” jelas dia ketika dijumpai Espos di kediamannya, Jumat (9/10).

Namun, mengingat komoditas tersebut kian sulit didapat harganya pun melambung dari Rp 4.500 per liter sekarang ini bahkan mencapai Rp 6.500 hingga Rp 7.000 per liter. Dia mengatakan, sejak Lebaran lalu pasokan minyak tanah semakin sulit didapatkan.

das

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya