SOLOPOS.COM - Supri, 36, mengangkut jeliken kosong di Kawasan Pasar Legi Solo, Kamis (17/3/2022). Pedagang kelontong tersebut kesulitan mencari stok minyak goreng curah. (Espos/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO — Sejumlah pedagang kesulitan mendapatkan minyak goreng curah di kawasan Pasar Legi Solo, Jawa Tengah pada Kamis (17/3/2022).

Kondisi itu muncul setelah pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi atau HET minyak goreng curah menjadi Rp 14.000 per liter. Pantauan Solopos.com pukul 08.30 WIB, sejumlah pedagang membawa jeriken dan mendatangi salah satu penyedia minyak goreng di Jl. Halmahera atau selatan Pasar Legi Solo.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sayanganya, mereka tidak mendapatkan minyak goreng curah. Salah satunya, Bima, 35, yang membawa dua jeriken untuk usaha warung makan milik ibunya. Bima mendapatkan informasi minyak goreng kosong dari salah satu petugas toko. “Tadi tukangnya bilang ada minyak [goreng] besok. Harganya 15.500/kg,” jelasnya.

Baca Juga : Solopos Hari Ini: HET Minyak Goreng Kemasan Dicabut

Dia mengaku membeli minyak goreng curah kali terakhir Rp12.800/kg. Biasanya, dia membeli minyak goreng dua jeriken ke salah satu penyedia minyak goreng curah di Jl. Halmahera tersebut setiap dua hari sekali.

“Agak gela. Ngertio [tahu begitu] kemarin beli agak banyak. Bagi kami yang penting ada minyak untuk usaha dan harga pun enggak terlalu mahal kan. Indonesia banyak sawit harusnya lebih murah,” jelasnya.

Dia mencoba membeli minyak goreng ke Pasar Ledoksari. Biasanya harga minyak goreng di luar Pasar Legi lebih mahal. Dalam kondisi seperti itu, ia mengaku tidak bisa tinggal diam. Bima menyiasati harga minyak goreng naik dengan memperkecil ukuran tempe goreng supaya tetap mendapat keuntungan. “Harapan saya diberikan subsidi lagi namun pembeliannya dibatasi satu jeriken per orang per hari,” paparnya.

Baca Juga : Harga Minyak Goreng Curah Jadi Rp14.000/Liter, Stok di Solo Kosong

Satgas Pangan

Hal senada disampaikan Supri, 36, yang harus membawa pulang dua jeriken kosong. Pedagang kelontong asal Baki, Sukoharjo tersebut menjual minyak goreng curah belum lama ini.

“Saya jualan minyak goreng curah baru-baru ini saja. Dulu belum pernah. Kesulitan cari minyak goreng kemasan lalu mencoba jualan minyak goreng curah malah laku,” jelasnya.

Baca Juga : Sejak Ada HET Minyak Goreng Malah Langka, Warga Solo Pilih Harga Lama

Di sisi lain, Polresta Solo membentuk satgas pangan tingkat kota untuk memastikan ketersediaan stok minyak goreng. Satgas Pangan akan memantau ketersediaan minyak goreng di pasaran setiap hari.

Kapolresta Solo, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak, mengatakan satgas terdiri dari anggota Polresta Solo dan Dinas Perdagangan Kota Solo. Satgas telah mengidentifikasi empat distributor minyak goreng di Solo.

Baca Juga : Harga Minyak Goreng di Pasaran Tak Sesuai Ketentuan, Pedagang Bingung

“Setiap hari petugas akan mengecek stok masuk dan keluar minyak goreng. Berapa curah, kemasan sederhana, dan kemasan premium. Kami mengidentifikasi distributor yang ada lalu melakukan tracing barang sampai ke agen atau penjual terakhir,” kata dia saat berbincang dengan wartawan.

Kapolri, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, mengatakan pihaknya akan melakukan pengawalan terhadap distribusi dan ketersediaan minyak goreng di pasaran. “Sesuai apa yang sudah disampaikan Bapak Menko Perekonomian terkait perubahan harga minyak [goreng] curah menjadi Rp14.000 [per kg] untuk harga eceran tertinggi. Tentunya kepolisian siap mengawal sehingga jaminan distribusi kemudian ketersediaan di pasar betul-betul riil,” kata dia seperti dilansir dari laman resmi Sekretariat Kabinet, Kamis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya