Soloraya
Selasa, 5 September 2023 - 19:55 WIB

Harga Naik, Lumbung Pangan di Demakijo Klaten Kurangi Gabah yang Digiling

Taufiq Sidik Prakoso  /  Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi: Petani di Desa Bolopleret, Kecamatan Juwiring memanen padi sebelum masa panen lantaran mulai diserang tikus beberapa waktu lalu. (Istimewa)

Solopos.com, KLATEN – Lumbung pangan masyarakat desa (LPMDes) di Desa Demakijo, Kecamatan Karangnongko, Klaten, Jawa Tengah ikut terdampak naiknya harga gabah yang beberapa waktu terakhir naik.

Stok gabah di lumbung pangan tersebut menipis lantaran mahalnya harga gabah.

Advertisement

LPMDes Demakijo diresmikan pada 7 Desember 2022 lalu. Lumbung pangan tersebut dilengkapi lantai jemur, rice milling unit atau mesin penggiling padi dan bed dryer.

LPMDes itu dikelola melalui gabungan kelompok tani (Gapoktan).

Advertisement

LPMDes itu dikelola melalui gabungan kelompok tani (Gapoktan).

Kepala Desa (Kades) Demakijo, Ery Karyatno, mengatakan harga gabah belakangan terus meningkat.

Ketika kondisi normal, harga gabah kering panen Rp4.500 per kg hingga Rp4.800 per kg.

Advertisement

“Sekarang itu untuk mencari gabah, habis mratak [ketika butir padi sudah keluar semua dari batang padi dan berkembang], sudah ada yang berani memberi uang muka [dari penggilingan bermodal besar] supaya gabah tidak lari ke yang lain,” kata Ery saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (5/9/2023).

Lantaran tingginya harga gabah, Ery mengatakan untuk saat ini stok gabah di lumbung pangan desa yang dikelola Gapoktan di Demakijo itu masih aman tetapi menipis.

Stok gabah saat ini berkisar 10 ton dari biasanya 20-25 ton.

Advertisement

Selama tiga pekan terakhir seiring naiknya harga gabah, lumbung pangan tersebut untuk sementara mengurangi jumlah gabah yang digiling setiap harinya.

Dari biasanya 2 ton per hari menjadi 1 ton per hari. Hal itu dimaksudkan agar stok gabah di lumbung pangan tetap ada.

Naiknya harga gabah secara otomatis meningkatkan harga penjualan beras.

Advertisement

Dia menjelaskan harga beras di pasaran saat ini berkisar Rp13.000 per kg untuk beras C4.

Dari lumbung pangan tersebut, pengelola menjual Rp12.500 per kg. Lantaran stok gabah menipis, untuk sementara lumbung pangan itu tak melayani pembelian dalam partai besar.

“Untuk masyarakat yang ingin beli tetap dilayani. Tetapi untuk partai besar sementara tidak dilayani dulu karena stok kami menipis. Secara stok kami sebenarnya aman,” kata dia.

Salah satu anggota Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Klaten, Atok Susanto, mengatakan dengan harga gabah yang relatif tinggi akhir-akhir ini tidak serta merta menguntungkan petani.

“Harga gabah memang relatif lumayan tinggi. Ini sebenarnya untuk mengganti tomboknya biaya yang dikeluarkan petani pada musim tanam sebelumnya. Jadi petani itu biasanya merugi meskipun tetap panen. Di saat seperti ini nanti biaya tertutupi dari harga gabah yang lumayan tinggi ini,” kata Atok.

Atok mengatakan petani sekaligus sebagai konsumen. Apalagi mereka yang bukan pemilik lahan alias petani penggarap.

“Tidak dipungkiri petani juga konsumen. Yang ironis itu petani bukan pemilik lahan dan hanya penggarap. Begitu panen padi ditebaskan semua, otomatis kalau mau ngliwet nempur. Harga jual yang ditebaskan itu tidak sebanding dengan harga beras yang dia beli,” kata Atok.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif