SOLOPOS.COM - Kondisi waduk Mulur di Dondong, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, dipenuhi karamba pada Selasa, (31/8/2022). (Solopos.com/ Tiara Surya Madani).

Solopos.com, SUKOHARJO—Harga pakan ikan di Sukoharjo mengalami kenaikan bertahap.

Para pemilik keramba ikan terpaksa mengurangi jumlah produksi ikan karena dampak kenaikan tersebut berpengaruh pada biaya produksi.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Pemilik karamba di Waduk Mulur, Sukoharjo, Anwar, mengatakan kenaikan harga pakan ikan terjadi dalam sebulan terakhir terjadi secara bertahap.

Selain itu, harga ikan juga mengalami kenaikan belum bisa menambah penghasilan. Kenaikan tersebut memberatkan petani karena persentase kenaikan pakan ikan lebih tinggi daripada untung yang didapat sehingga penerimaan berkurang.

“Keuntungan menurun hampir 50%, karena pakan naik, produksi turun dan pasarnya sedang sepi,” ujar Anwar kepada Solopos.com, Selasa (31/8/2022).

Ia mengatakan kenaikan harga pakan otomatis memengaruhi biaya yang digunakan untuk produksi ikan di karamba.

Anwar mengaku membeli pakan ikan yang biasanya digunakan saat ini senilai Rp366.000 per sak. Satu sak pakan ikan berisi 30 kilogram.

Harga tersebut naik 0,165% dari Rp314.000. kenaikan tersebut diperkirakan akan terus terjadi jika tidak ada pengawasan oleh pemerintah.

“Kenaikan sekitar Rp50.000 per sak, terjadi secara bertahap,” lanjut Anwar.

Ia melakukan panen dengan periode sepekan dua kali sebanyak tiga kuintal. Hasil panen tersebut Anwar distribusikan pada pengepul dengan harga Rp26.000 per kilogram. Anwar memberlakukan kapasitas produksi karamba sesuai dengan permintaan pasar, namun karena sepi, produksi mengalami penurunan.

Ketua paguyuban keramba jaring apung (KJA) Mina Makmur Waduk Mulur , Catur Joko, merasakan kenaikan pakan sudah terjadi lama sejak setengah tahun lalu secara bertahap.

“Naiknya hanya Rp3.000, Rp5.000, Rp8.000, kenaikan terjadi secara bertahap,” kata Catur.

Pria pemilik karamba 30 petak dengan luas 6×6 meter persegi itu saat ini membeli pakan ikan dengan harga Rp368.000 dengan berat satu sak 30 kilogram dengan harga sebelumnya berkisar Rp320.000.

Ia tidak mempermasalahkan biaya yang digunakan untuk produksi ikan terutama upah untuk tenaga kerja yang merawat karamba, namun masih tetap mempertahankan kapasitas produksi walaupun mengalami penggerusan keuntungan kurang lebih 10%.

“Masalah biaya produksi ikan terutama berkaitan dengan tenaga kerja tidak naik, kalau kapasitas produksi tetap dipertahankan, jika berhenti namanya gulung tikar. Kalau memiliki jiwa usaha tidak terpengaruh dengan adanya hal tersebut,” jelas Catur.

Catur mendistribusikan hasil produksi ke pancingan dan rumah makan. Panen dilakukan mengikuti permintaan pasar.

“Untuk panen tidak pasti, jika ada yang butuh baru diambilkan,” lanjut Catur.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya