Solopos.com, KLATEN — Warung mi ayam-bakso di Desa Kebondalem Lor, Kecamatan Prambanan, Klaten, ini tak pernah sepi sejak awal buka tahun 1974 atau hampir 50 tahun lalu. Rasa yang lezat dan harga yang murah meriah menjadi daya tariknya.
Seporsi mi ayam di warung Mi Ayam-Bakso Pak Suro itu harganya hanya Rp4.000. Warung itu berlokasi di tepi jalan raya Manisrenggo-Prambanan, simpang tiga Pasar Kridomulyo, Desa Kebondalem Lor, Kecamatan Prambanan.
Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
Penampilan warungnya sederhana, berdinding kayu serta beratap seng. Bangku panjang dengan meja menempel pada dinding warung menjadi tempat pengunjung menikmati hidangan mi yang lezat. Ada pula yang memilih duduk lesehan beralas tikar di bangunan samping warung tersebut.
Harga mi ayam-bakso di Warung Pak Suro, Prambanan, Klaten, itu terhitung murah meriah meski dengan komposisi seperti mi ayam pada umumnya. Satu mangkuk mi ayam seharga Rp4.000 berisi mi, ayam, sawi, dan ditambah bakso ukuran kecil empat butir.
Tak hanya mi ayam, harga minumannya pun murah meriah. Satu gelas es teh serta es jeruk Rp2.000. Sedangkan kopi Rp3.000 per gelas. Dengan merogoh kocek Rp6.000, pembeli sudah bisa menikmati seporsi mi ayam plus minuman di warung Pak Suro.
Warung itu buka setiap hari mulai pukul 05.30 WIB hingga pukul 17.30 WIB. Warung itu milik Pak Suro yang memiliki nama asli Cipto Wiyono. Pria yang kini berumur 74 tahun itu mengelola warung tersebut dibantu istri dan anggota keluarga lainnya.
Warung Mi Ayam-Bakso Pak Suro di Prambanan, Klaten, itu sudah buka sejak 1974 selang tiga tahun dia menikah. Soal pemilihan nama warung, Cipto mengatakan kala itu dia hanya berpikir agar gampang disebut.
Cipto belajar membikin resep mi ayam secara autodidak. Tidak ada yang mengajarinya membuat sajian yang disukai banyak orang tersebut. Dia hanya bermodal coba-coba. “Saya mengawur,” kata Cipto saat ditemui Solopos.com di warungnya, Selasa (13/6/2023) siang.
Punya Cabang
Hasil coba-cobanya ternyata disukai banyak pelanggan dan eksis hingga kini. Harga yang dia tawarkan pun terus meningkat sejak kali pertama berjualan mi ayam pada 1974.
“Pertama itu Rp500. Kemudian jadi Rp1.000, kemudian Rp1.500 dan menjadi Rp2.000 per porsi. Kemudian menjadi Rp3.000 per porsi dan itu bertahan sangat lama. Baru setahun ini menjadi Rp4.000 per porsi. Harganya naik Rp1.000 karena pada waktu itu minyak goreng sulit,” kata Cipto.
Dalam sehari, Cipto bisa menjual ratusan porsi mi ayam-bakso di Warung Pak Suro di Prambanan, Klaten, itu. Setiap 5 kg mi bisa untuk menyediakan 80 mangkuk mi ayam.
Rata-rata per hari dia menghabiskan 15 kg-20 kg mi guna menyediakan pesanan para pelanggan. Ketika akhir pekan atau hari libur tiba, Cipto bisa mengolah 30 kg mi.
Selain warung mi ayam di simpang tiga Pasar Kridomulyo, warung mi ayam Pak Suro memiliki satu cabang di wilayah Kecamatan Manisrenggo. Selain itu, seorang anaknya kini juga jualan mi ayam keliling kampung.
Harganya pun sama alias murah meriah, Rp4.000 per mangkuk. Cipto mengatakan dengan harga satu porsi mi ayam Rp4.000, dia tetap mendapatkan untung. “Yang penting keluarga saya bisa ngeliwet, setiap hari bisa nempur buat beli beras,” kata ayah dari enam anak dan kakek dari 11 cucu itu.
Salah satu pelanggan mi ayam-bakso Pak Suro Prambanan, Klaten, Ny Yam, 56, mengatakan sudah sejak puluhan tahun lalu menjadi pelanggan mi ayam warung tersebut. Selain harga yang murah meriah, mi ayam Pak Suro memiliki cita rasa yang gurih.
“Harganya murah meriah dan terjangkau. Kalau saya sering makan di sini. Porsinya cukup, sama dengan mi ayam lainnya. Kalau harga mi ayam pada umumnya Rp8.000. Untuk cita rasa mi ayam di sini enak dan gurih,” kata Ny. Yam yang datang ke warung mi ayam Pak Suro bersama anak dan cucunya.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
