Aktivitas jual-beli sapi di Pasar Bekonang, Sukoharjo, Kamis (29/8/2013). Harga sapi potong mulai naik menjelang Hari Raya Idul Adha. (Dian Dewi Purnamasari/JIBI/Solopos)
Solopos.com, SRAGEN — Satu bulan menjelang Hari Raya Idul Adha, harga sapi potong naik sekitar Rp400.000-Rp1,5 juta per ekor.
Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal
Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com di Pasar Sapi Bekonang, Sukoharjo, Kamis (29/8/2013), kenaikan mulai terjadi sejak memasuki pertengahan Agustus .
Pedagang sapi dari Polokarto, Sukino, 57, mengatakan harga pasaran sapi potong naik sekitar Rp500.000/ekor. Kenaikan itu mulai dirasakan sejak bulan Syawal atau setelah Lebaran. Harga sapi paling mahal terutama untuk sapi potong yang berusia sekitar dua tahun. Sapi tersebut akan digunakan untuk hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha.
“Harga sapi memang naik sekitar Rp500.000/ekor. Kemungkinan besar hingga hari H harga sapi bisa naik hingga Rp1 juta,” jelasnya, Kamis.
Pedagang lain, Sastro, 60, juga mengatakan hal senada. Kenaikan harga sapi jantan bisa mencapai Rp1 juta-Rp1,5 juta/ekor. Pasalnya, banyak pembeli mencari sapi tersebut baik untuk dipelihara maupun dipotong.
Kenaikan harga sapi ini, lanjutnya, cukup menguntungkan bagi petani. Petani bisa mendapatkan keuntungan setelah memelihara sapi cukup lama. Menurutnya, harga sapi lokal terdongrak setelah pemerintah membatasi sapi impor masuk ke Indonesia. Saat sapi impor banyak masuk, harga sapi lokal biasanya anjlok.
“Harga wajar saja naik karena banyak yang membutuhkan. Saat ini harga sapi bisa mencapai Rp13 juta hingga Rp14 juta per ekor,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu pembeli saat ditemui di pasar setempat, Marno, 55, mengatakan harga sapi memang meningkat karena mendekati Hari Raya Idul Adha. Jika biasanya ia membeli sapi jantan besar senilai Rp9 juta, saat ini ia membeli dengan harga Rp9,5 juta-Rp10 juta/ekor. Sementara untuk sapi kecil harganya mencapai Rp5 juta.
“Kami membeli untuk dipelihara saja sebagai pendamping aktivitas pertanian di Jumantono, Karanganyar,” tandas dia.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
