Soloraya
Rabu, 5 Januari 2022 - 20:20 WIB

Harga Sembako Mahal Bikin Emak-Emak Soloraya Galau, Masak atau Beli?

Bayu Jatmiko Adi  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi harga sembako. (Solopos/Dok)

Solopos.com, SOLO — Mahalnya harga sejumlah bahan kebutuhan pokok atau sembako di Soloraya belakangan ini membuat kaum ibu dilema. Di satu sisi menyajikan masakan untuk keluarga sendiri akan lebih.

Namun dengan mahalnya harga komoditas pangan, membeli sayur di warung dinilai lebih irit daripada memasak sendiri. Salah satu ibu rumah tangga warga Karanganyar, Mira, mengatakan tidak jarang ia memasak sendiri di rumah untuk kebutuhan keluarganya.

Advertisement

Sebab dengan memasak sendiri, menu makanan bisa disesuaikan dengan selera sendiri. Namun dengan naiknya harga sembako seperti minyak goreng di Soloraya dalam beberapa waktu terakhir membuatnya berpikir ulang.

Baca Juga: Nataru Sudah Lewat, Harga Minyak Goreng di Solo Belum Juga Turun

“Sekarang pilih beli jadi, karena lebih irit dan lebih praktis. Selain minyak, beberapa item juga naik harga seperti telur dan cabai,” katanya kepada Solopos.com, Rabu (5/1/2022).

Advertisement

Ia mengatakan kalau memasak sendiri, setidaknya ia harus mengeluarkan uang Rp25.000 untuk belanja. “Tapi kalau beli, Rp15.000 sudah dapat dengan menu sederhana yang sama,” lanjutnya.

Baca Juga: Minyak Goreng Curah Tak Boleh Beredar per 1 Januari 2022, Ini Sebabnya

Hal senada disampaikan ibu rumah tangga lainnya dari Boyolali, Sari. Menurutnya dengan kondisi harga sembako di Soloraya saat ini, akan lebih hemat jika beli sayur matang di warung.

Advertisement

“Jadi saya pilih beli. Hemat waktu, hemat biaya. Sebab untuk minyak saja sudah mahal, yang tadinya Rp19.000 jadi Rp22.000 untuk minyak kemasan,” katanya.

Baca Juga: Jual Minyak Goreng Rp14.000/Liter, Operasi Pasar Laweyan Solo Diserbu

Ia pun mengaku saat ini sudah mengurangi pembelian minyak goreng. Jika sebelumnya sebulan bisa beli empat liter, sekarang hanya beli dua liter. Berbeda dengan Nur, ibu rumah tangga di Solo yang tetap memilih masak sendiri untuk keluarganya dibandingkan beli sayur di warung.

“Kalau satu keluarga anggota keluarganya sedikit mungkin bisa beli sayur. Tapi kalau banyak, seperti saya ya lebih baik masak sendiri. Bisa lebih puas,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif