Soloraya
Sabtu, 9 Juli 2011 - 07:05 WIB

Harga seragam batik dipermainkan, pengusaha konveksi geram

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Tingginya harga seragam sekolah, khususnya dari jenis batik, sudah lama dikeluhkan oleh berbagai pihak di banyak daerah. Tapi benarkah harga seragam khususnya batik itu memang sedemikian tingginya? Apakah ada permainan harga di baliknya?

Tono, 53, pemilik konveksi di Krendowahono, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, Jumat (8/72011), kontan menolak hal ini. Menurut dia, harga seragam yang ditawarkan memang bervariasi, namun kisaran harganya antara Rp 60.000-Rp 70.000 per setel. “Seragam dengan kualitas kain yang paling bagus hanya Rp 70.000 per setel,” tuturnya.

Advertisement

Pemilik konveksi Mutiara Eksklusif, M Ali Mursyid, mengiyakan hal ini. Dalam sehari, Mursyid yang mempekerjakan puluhan karyawan mampu menyelesaikan 1.500 potong pakaian seragam. Jika dibandingkan hari biasa, dia menuturkan peningkatan pesanan seragam sekolah mencapai 200 persen. “Kebanyakan saya menerima pesanan seragam batik. Harga hanya Rp 22.000-Rp 28.000 per baju lengan pendek,” tukasnya.

Itu sudah termasuk ongkos jahit dan dengan kualitas bahan yang terbaik. Batik dari kain jenis primisima hanya Rp 28.000 per potong. Sedangkan seragam sekolah putih harganya Rp 10.000-Rp 22.000.

Karena itulah, pihaknya mengaku heran dan ingin protes soal harga seragam batik sekolah di Karanganyar yang mencapai Rp 200.000 per setel. “Padahal jenis kain batik yang paling bagus seperti primisima hanya Rp 28.000 per baju. Itu saja sudah jadi lho di sini. Kok bisa Rp 179.000, bahkan Rp 200.000 harga seragam sekolah di Karanganyar. Itu saja baru kainnya thok,” keluhnya.

Advertisement

Pihaknya hanya berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar untuk bersikap tegas terkait dengan aturan larangan pengadaan seragam sekolah. “Seingat saya, dulu Pemkab melarang sekolah, tidak boleh jual seragam. Lha kok ini malah jual dan harganya pun sampai Rp 200.000,” tukasnya.

Indah Septiyaning Wardani

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif