SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Espos)–Harga tebasan padi di sejumlah wilayah di Kecamatan Banyudono melonjak. Kenaikan harga panenan padi ini melonjak hampir dua kali lipat dari harga biasanya.

Diduga, kenaikan ini terjadi setelah adanya serangan hama wereng yang melanda kawasan itu beberapa waktu lalu. Melonjaknya harga panenan padi itu dikarenakan belum banyak petani yang menanam padi, pasca serangan hama wereng. Sehingga, para penebas berani memberikan harga tinggi kepada para petani yang akan panen.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Salah seorang petani asal Dukuh Menara, Desa Jembungan, Banyudono, Darus, 47, mengatakan dirinya senang dengan hasil panen padi di lahannya. Padi jenis IR 64 di lahan seluar 3.200 m2 laku Rp 8 juta. Padahal, biasanya hanya laku berkisar antara Rp 4 juta-Rp 5,5 juta. “Ya bisa menutup kerugian gagal panen lalu akibat serangan hama wereng,” ujarnya kepada wartawan, Senin (11/10).

Sementara, petani lainnya Rahmat mengaku dirinya lega dengan hasil panen ini. Padi miliknya di lahan 2.300 m2 kini ditawar Rp 5,5 juta.  Terpisah, Kaur Pembangunan Desa Jembungan, Banyudono Joko Waluyo mengatakan banyak petani yang mulai kembali menggarap sawah. Meski demikian, pihaknya meminta petani untuk berhati-hati. Pasalnya, serangan hama wereng belum sepenuhnya tuntas. “Hujan masih turun, sehingga menyebabkan kelembaban tinggi. Hal ini jelas bisa memicu munculnya hama wereng,” papar Joko. Pihaknya meminta petani untuk melakukan penyemprotan rutin, agar serangan hama wereng tidak kembali.

fid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya