Soloraya
Selasa, 28 Desember 2021 - 19:41 WIB

Harga Telur dan Daging Ayam Meroket, Pedagang di Boyolali Sepi Pembeli

Ni'matul Faizah  /  Haryono Wahyudiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana area penjual daging ayam di Pasar Sunggingan yang sepi. Harga daging ayam menjelang tahun baru mengalami kenaikan. (Solopos/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI—Menjelang tahun baru, harga beberapa komoditas pangan di Boyolali naik. Pada Selasa (28/12/2021),  harga telur dan daging ayam di Pasar Sunggingan meroket tajam hingga membuat pedagang mengeluh.

Pedagang daging ayam di Pasar Sunggingan, Tami, mengeluh karena peminat daging ayam menurun semenjak harga naik drastis. “Pembeli daging ayam sepi, biasanya banyak, apalagi kalau hujan. Biasanya saya jam satu siang sudah pulang, ini pulang jam empat sore itu pun masih sisa banyak,” kata Tami saat ditemui Solopos.com pada Selasa (28/12/2021).

Advertisement

Tami mengatakan kemungkinan pembelian menurun karena pembeli memilih alternatif lauk lain. “Pembeli mungkin memilih lauk lain sebagai alternatif seperti ikan, tempe dan lauk lain yang [harganya] tidak naik,” ungkapnya.

Baca Juga: Isoter Asrama Haji Donohudan Siapkan Ratusan Bed Antisipasi Omicron

Lebih lanjut, Tami mengatakan harga daging ayam di Pasar Sunggingan mengalami kenaikan luar biasa. “Ini kenaikannya tidak umum, harga daging ayam segar per kilogram dulu Rp27.000 sekarang Rp35.000, harga daging ayam utuh dulu Rp55.000 jadi Rp62.500, terus harga setengah hidup dulu Rp18.000 sekarang Rp23.500 per kilogram,” kata Tami.

Advertisement

Kenaikan harga juga dirasakan oleh Karni, pedagang kebutuhan bahan pokok di Pasar Sunggingan. Menurutnya, harga yang naik tajam adalah telur dan minyak.

“Sekarang telur naik sekali, harganya Rp30.000 padahal dulu awal Desember Rp22.000. Minyak goreng juga, sekarang Rp20.000 per liter dari Rp18.000,” ungkap Karni saat ditemui Solopos.com di rukonya pada Selasa (28/12/2021)

Baca Juga: Satpol PP Boyolali Temukan Belasan Tower Siluman

Advertisement

Karni menjelaskan imbas dari kenaikan harga telur dan minyak adalah berkurangnya minat pembeli di tokonya. “Sebelum harga naik, orang kalau beli telur ya satu kilo, sekarang jadi seperempat. Dulu beli minyak ya satu liter. Sekarang mereka beli hanya setengah,” ungkap Karni.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif