Solopos.com, KLATEN — Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Disperindagkop dan UMKM) Klaten meminta petani untuk bertahan di tengah merosotnya harga tembakau.
Diduga, stok tembakau saat ini berlebih sehingga pabrik enggan membeli dari petani.
“Petani harus bertahan karena saat ini adalah panen raya tembakau,” jelas Kepala Disperindagkop dan UMKM Klaten, S. Sapto Aji, saat dihubungi Solopos.com awal pekan kemarin.
Menurutnya, kualitas tembakau di kawasan Prambanan maupun Manisrenggo saat ini sangat bagus dan tidak kalah dibandingkan dengan tahun lalu. Tembakau itu memiliki kualitas yang baik lantaran dalam beberapa bulan terakhir tidak diguyur hujan. Menurutnya, harga tembakau yang merosot itu disebabkan oleh banyaknya stok yang dimiliki pabrik, bukan masalah kualitas. “Stok sangat banyak, sehingga wajar kalau harga tembakau anjlog. Itu adalah hukum ekonomi, tidak hanya berlaku bagi tembakau, namun untuk semuanya seperti beras dan kedelai,” tegasnya
Dia meminta petani agar sabar dan tetap bertahan dengan stok tembakau yang dimiliki. Pasalnya, musim tanam tembakau tahun ini diperkirakan masih panjang, bahkan bisa sampai Desember.
APTI
Dia berjanji akan segera berkomunikasi dengan Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Klaten mengenai masalah tersebut. “Kami akan berkomunikasi dengan APTI terkait harga tembakau yang anjlog itu,” paparnya.
Sementara, lesunya penjualan tembakau membuat Pemerintah Desa (Pemdes) Solodiran, Manisrenggo melayangkan surat kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Pemdes Solodiran meminta agar Gubernur turun tangan membantu permasalahan di kawasan sentra tembakau tersebut.
Kepala Desa (Kades) Solodiran, Aryanta Sigit Suwanta, saat ditemui Solopos.com di Manisrenggo, Minggu (29/9/2013) mengatakan surat tersebut sudah dikirimkan sekitar dua pekan yang lalu. Menurutnya, surat itu berisi permohonan agar Gubernur memfasilitasi dana talangan yang digunakan koperasi untuk membeli tembakau dari petani. Menurutnya, penurunan harga tembakau rajangan dari petani mencapai 40%.
“Tahun kemarin, harga tembakau rajangan mencapai Rp85.000/ kilogram (kg), sekarang hanya Rp50.000/ kg,” keluh Sigit yang juga menjabat sebagai Ketua Koalisi Nasional Penyelamatan Kretek (KNPK) Klaten.