SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/AIDS (JIBI/Reuters/Dok.)

Solopos.com, SOLO—Angka pengidap HIV/AIDS dari kalangan bocah belakangan terus meningkat, temasuk di Solo. Lima bocah yatim piatu mengidap HIV/AIDS. Kelimanya tertular dari orang tua mereka, yang kini sudah meninggal dunia.

Suasana di sebuah rumah sederhana yang berlokasi di bagian barat Kota Solo, Kamis (27/11/2014) siang, tampak lengang.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Suara televisi dari ruang tengah hanya terdengar samar-samar. Sebuah kasur terbentang di ruang tengah itu. Tiga anak di bawah usia lima tahun (balita) yang sedang tidur nyenyak di kasur itu.

Anak itu terbangun karena kedatangan Solopos.com dan beberapa tamu lainnya. Rupanya selain tiga anak balita itu, juga ada dua bocah lainnya yang tinggal di rumah tersebut bersama beberapa pengasuh.

Rumah Khusus

Mereka adalah anak-anak yatim piatu. Namun, tempat itu bukanlah panti asuhan biasa, melainkan rumah khusus bagi anak yatim piatu pengidap HIV/AIDS.

Sekilas kondisi bocah-bocah itu seperti kebanyakan anak-anak sebaya mereka. Mereka terlihat begitu ceria, berlari ke sana kemari, dan menyambut kedatangan Solopos.com dengan jabat tangan dan sebagainya. Namun siapa sangka, virus mematikan bersarang di tubuh bocah-bocah itu karena tertular orang tua mereka.

Tiap hari bocah-bocah itu harus mengonsumsi obat antiretroviral (ARV) demi bertahan hidup dari gerogotan virus HIV.

Salah satunya gadis mungil AN, 3. Belum lama ini, pengelola rumah yatim piatu membawa anak tersebut dari Semarang dengan kondisi gizi yang sangat buruk.

Namun saat ini berat badan AN mulai bertambah. Sejak lahir dia sudah mengidap HIV/AIDS karena tertular orang tuanya. Meski kerabatnya masih cukup banyak, tak ada satu pun yang mau merawat AN.

Berbeda dengan teman seusianya yang juga pengidap HIV, di kulit AN saat ini sudah muncul bercak warna kehitaman.

Menurut penuturan AN, bercak hitam itu sering menimbulkan rasa gatal dan sakit. Selain perubahan warna kulit, pada bagian-bagian tertentu muncul pula bentol merah.

“Biasanya bentol merah itu karena alergi makanan. Jadi anak terkena HIV/AIDS itu sangat rentan terhadap penyakit,” kata Direktur LSM Mitra Alam—lembaga yang peduli terhadap pengidap HIV/AIDS—Yunus Prasetyo.

Yunus bercerita pernah suatu ketika kondisi AN drop. Dalam sehari dia harus meminum lima obat untuk mengembalikan ketahanan tubuhnya. Tapi sekarang AN hanya mengonsumsi dua butir obat ARV.

Kondisi AN ini hampir sama dengan YN, 12. Di sekujur tubuhnya juga muncul bercak hitam. YN adalah anak yatim piatu asal Boyolali yang baru tinggal di rumah tersebut sejak awal tahun ini. Saat itu, YN dijemput karena dalam pengasuhan yang kurang sesuai sehingga membuat kondisi YN terus menurun dan depresi.

YN tertular dari ibunya yang dinyatakan positif AIDS. Di Boyolali, YN hanya tinggal berdua dengan kakeknya yang sudah tua. HIV di tubuh YN ini diketahui oleh seorang dokter yang sudah curiga karena sejak bayi YN rutin keluar masuk rumah sakit.

Begitu dinyatakan positif, YN pun mulai terapi di usianya yang sudah 8 tahun. Tetapi, karena pemahaman sang kakek tentang HIV/AIDS sangat rendah, pernah membuat terapi YN gagal. Dia sempat masuk ke pengobatan HIV lini 2.

Pada usianya sekarang, YN tahu bahwa dia mengidap HIV/AIDS. Namun, penjelasan secara klinis tentang penyakit itu, YN belum paham.

Dia hanya sering bertanya dengan pengasuhnya, “Kenapa saya harus minum obat terus setiap hari?” tanya dia.

Hanya jawaban sederhana yang bisa disampaikan pengasuh. “Ya, harus minum vitamin setiap hari biar badan selalu sehat.”

YN mengaku betah tinggal di tempatnya sekarang dan harus jauh dari tanah kelahirannya. “Di sini jadi punya banyak teman, saya juga bisa sekolah,” ungkap dia.

Saat berbincang dengan Solopos.com, YN tampak malu-malu. “Tapi sebenarnya dia sudah tidak minder dengan kondisinya. Dia sering kok main ke luar rumah,” kata Yunus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya