Soloraya
Senin, 2 Desember 2013 - 00:32 WIB

HARI AIDS : Ini 12 Titik Daerah Risiko Tinggi HIV/AIDS di Sragen

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Stok HIV/AIDS (Dok/JIBI/Antara)

Solopos.com. SRAGEN – Kasus HIV/AIDS di Sragen didominasi kalangan ibu rumah tangga. Ada 12 titik daerah risiko tinggi penyebaran HIV/AIDS.

Menurut Ketua Tim Teknis KPA Sragen, Waryono, ibu rumah tangga ini rata-rata menjadi korban dari suami mereka.

Advertisement

Di Sragen sendiri, jumlah ODHA mencapai 126 orang, beberapa di antaranya ialah pegawai negeri sipil (PNS).

Lebih lanjut, Waryono, mengatakan hampir semua pekerjaan memiliki kemungkinan besar terkena virus penyebab HIV/AIDS tak terkecuali PNS dan tenaga medis.

Ketua Pimcab Muslimat NU Sragen, Mutia Chudlori, yang juga turut aktif melakukan pendataan ODHA, Minggu, mengatakan di Sragen terdapat 12 titik yang wajib diwaspadai atau daerah resiko tinggi (risti) HIV/AIDS.

Advertisement

Sebanyak 12 lokasi tersebut di antaranya, Gunung Kemukus, beberapa titik di Nglangon, sejumlah tempat karaoke serta pangkalan truk dan terminal.

Di Karanganyar, profesi wiraswasta menduduki rangking tertinggi kasus penderita HIV/AIDS yang mencapai 41%. Sementara ibu rumah tangga menduduki peringkat kedua yakni sekitar 25 persen.

Hingga akhir Oktober, kasus penyakit HIV/AIDS di Karanganyar mencapai 173 orang. Para penderita HIV/AIDS mayoritas bekerja sebagai wiraswasta. Mereka tertular penyakit berbahaya itu lantaran kerap melakukan hubungan seksual dengan bergonta-ganti pasangan.

Advertisement

“Dalam tiga bulan terakhir sosialisasi difokuskan ke para buruh pabrik karena jumlah penderita HIV/AIDS naik cukup signifikan,” ujar Sekretaris KPA Karanganyar, Jatmiko kepada Solopos.com, Minggu.

Menurutnya, kendala dalam penemuan kasus penderita HIV/AIDS lantaran klinik VCT di RSUD Karanganyar belum dimanfaatkan para pengidap HIV/AIDS di Karanganyar.

Padahal penderita yang memeriksakan diri ke klinik tersebut tak akan dipungut biaya alias gratis.

Tak hanya itu, pihaknya juga menjamin kerahasiaan identitas penderita. Tentunya, pemeriksaan harus dilakukan secara rutin dan kontinyu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif