SOLOPOS.COM - Aktivis FRPGL Karanganyar membentangkan spanduk bertuliskan sikap penolakan terhadap rencana pembangunan PLTP Gunung Lawu saat peringatan Hari Buruh di Karanganyar, Senin (1/5/2017). (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Hari Buruh 2017, aktivis FRPGL menggelar aksi tutup mulut di acara yang dihadiri Gubernur Ganjar.

Solopos.com, KARANGANYAR — Aktivis Forum Rakyat Peduli Gunung Lawu (FRPGL) Karanganyar menggelar aksi tutup mulut saat kegiatan jalan sehat peringatan Hari Buruh yang dipusatkan di Plasa Alun-alun Karanganyar, Senin (1/5/2017).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kegiatan tersebut dihadiri Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo, Kapolda Jateng Irjen Pol. Condro Kirono, Pangdam IV Diponegoro Mayjen Tatang Sulaiman, Bupati Karanganyar Juliyatmono, dan jajarannya. Pantauan Solopos.com, aktivis FRPGL membentangkan spanduk bertuliskan sikap mereka yang menolak rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Gunung Lawu.

Mulut mereka ditutup buff, slayer, dan kain, sebagai bentuk aksi tutup mulut atau diam. Aksi tersebut berlangsung hingga orang nomor satu di Pemerintah Provinsi Jateng itu meninggalkan lokasi untuk mengikuti acara di Sukoharjo.

Sayang aksi itu tidak mendapat respons dari Ganjar. Saat diwawancarai wartawan sesaat sebelum meninggalkan Karanganyar, Ganjar justru bertanya balik alasan penolakan terhadap PLTP Gunung Lawu.

Lah aku we rung tau dipaparke ki [Saya saja belum pernah dikasih paparan tuh]. Kok ditolak ngapa? Kenapa ditolak? Energi apa di Indonesia yang paling green? Pilih mana, nuklir? Batubara? Panas Bumi? Atau Gas? Ya ta?” ujar Ganjar kepada wartawan.

Dia menilai yang paling dibutuhkan saat ini terkait rencana pembangunan PLTP Gunung Lawu adalah sosialisasi kepada masyarakat. Harus ada paparan kepada warga ihwal untung dan rugi proyek PLTP. “Jangan cepat-cepat bilang setuju atau tidak setuju. Saran saya ya,” imbuh dia.

Ganjar mengaku belum pernah mendapat paparan dari tim mana pun terkait rencana eksplorasi panas bumi Gunung Lawu. Ganjar juga mengajak pihak-pihak yang tidak setuju dengan rencana proyek PLTP Gunung Lawu agar mengedepankan pendekatan dialogis. Dia menyatakan kesiapannya diajak dialog.

Mulane, sing demo ki sapa? Mbok ngobrol karo gubernur [Makanya yang demo itu siapa? Ayo mengobrol dengan Gubernur],” kata dia sembari masuk ke kendaraannya.

Koordinator FRPGL Karanganyar, Aan Shopuanudin, mengakui aksi unjuk rasa itu dilandasi kekhawatiran PLTP Gunung Lawu akan merugikan banyak pihak, terutama petani. “Hampir semua lokasi PLTP yang dibangun menyebabkan air susut,” kata dia.

Tak hanya itu, menurut Aan, PLTP membuat air pegunungan tercemar. “Semangat May Day menjadi landasan kami untuk menyampaikan aspirasi terhadap Pak Gubernur dan pejabat terkait,” imbuh dia.

Aan mengkritik sikap Gubernur yang terkesan plin-plan terkait rencana proyek PLTP Gunung Lawu. Padahal saat peringatan Hari Bumi di Karanganyar Ganjar menyatakan akan menjaga Gunung Lawu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya