Soloraya
Senin, 3 Desember 2012 - 12:09 WIB

HARI DIFABEL INTERNASIONAL: Wonogiri Minim Sekolah Inklusi

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pendidikan inklusif (Dok/JIBI/Solopos)

Ilustrasi

Advertisement

WONOGIRI–Keberadaan sekolah inklusi di Kabupaten Wonogiri yang mencapai 88 sekolah, dinilai kurang.

Jumlah itu tidak sebanding dengan jumlah difabel yang mencapai 13.542 orang.

Dari jumlah tersebut, kurang dari 50% masih berumur duduk di bangku sekolah. Petugas Lapangan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (PPPRBM) Prof Dr Soeharso Solo Wilayah Wonogiri, Novianti, mengatakan jumlah sekolah inklusi sangat tidak sebanding dengan jumlah difabel.

Advertisement

Apalagi, dia melihat dari 88 sekolah inklusi di Wonogiri hanya 40% yang beroperasi baik.

“Jumlahnya tidak sepadan. Bagaimana sebenarnya itikat baik pemerintah untuk persoalan ini,” ungkap Novi, sapaannya, saat ditemui wartawan di sela-sela Peringatan Hari Penyandang Cacat Internasional di Lantai III Pasar Kota Wonogiri, Senin (3/12/2012).

Menurut Novi, keberadaan sekolah inklusi sangat penting untuk memberi peluang kesetaraan bagi difabel. Selain jumlahnya kurang, dia juga menyoroti tidak adanya perhatian terhadap kurikulum khusus difabel dan guru khusus untuk menangani siswa difabel.

Advertisement

Novi melihat tidak pernah ada pembahasan khusus kurikulum difabel. “Soal guru juga kami lihat sangat terbatas,” tandasnya.

Penegasan mengenai sekolah inklusi juga disampaikan anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, Endang Maria, saat berbicara di hadapan pesera peringatan Hari Penyandang Cacat Internasional, Senin.

Maria mengatakan pemerintah kabupaten dan kota harus serius mengelola sekolah inklusi. Tika Sekar Arum/JIBI/SOLOPOS

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif