SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)--Suhu politik menjelang musyawarah daerah (Musda) Partai Golkar kian memanas. Dua kubu kuat kandidat pimpinan DPD II Partai Golkar saling serang.

Bahkan, sehari menjelang Musda Golkar, kubu pendukung Hardono menyerang panitia penyelenggara Musda yang dinilai telah mendesain agenda sebelum Musda digelar. Sebaliknya, kubu dari Kusraharjo menilai bahwa Hardono cs tak mengerti fungsi organisasi.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kubu Hardono bersama organisasi sayap, yang didirikan dan pendiri Partai Golkar, serta sejumlah Pimpinan Kecamatan (PK) menyatakan, bahwa panitia Musda mengusung desain agenda khusus. Salah satunya ialah menekan jabatan ketua pengurus organisasi sayap untuk mundur. “Ini nggak normal. Dan mengarah pada agenda khusus pada Musda besok (hari ini),” ujar Sekretaris Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG), Atik Wahyuningsih.

Selain itu, mereka juga mengaku tak menerima undangan Musda Partai Golkar satu pun yang rencananya digelar Selasa (19/1) di Hotel Grand Setiakawan Solo. “Dilihat dari sini, panitia Musda jelas tak siap,” sahut ketua salah satu ormas yang masih di bawah Parti Golkar, Majelis Dakwah Islam (MDI), HM Sungkar.
Kandidat Ketua DPD II Partai Golkar, Hardono yang hadir dalam acara tersebut menilai bahwa apa yang dilakukan pendukungnya itu semata demi perbaikan Golkar mendatang.

Dia menegaskan, pihaknya yang siap maju memimpin DPD II Parti Golkar ingin melakukan perubahan atas keberadaan status quo di tubuh Golkar selama ini. “Kawan-kawan yang dizalimi ini saya minta bersabar dan jangan emosi. Apa yang kami lakukan ini untuk perbaikan Golkar. Apa mungkin, Golkar seperti ini terus di mana dukungan dari masyarakat terus menyusut tiap tahun,” paparnya.

Menanggapi hal itu, Ketua DPD II Golkar, Kusraharjo membantahnya. Menurutnya, apa yang dilakukan kubu Hardono hanyalah prasangka. Dia menilai, panitia Musda tetap kompak dan telah siap. “Itu su’uzon saja. Undangan ya silakan ambil ke kantor. Kalau masih merasa kader Partai Golkar kenapa tak menyatu dengan Golkar? Malah bicara kemana-mana di luar sepengetahuan pengurus,” ujarnya.

Apa yang dilakukan kubu Hardono selama ini, lanjut Kusraharjo, adalah bentuk ketidakpahaman atas peran dan fungsi organisasi kepartaian selama ini. Mestinya, hal-hal semacama itu tak perlu diributkan.

Sementara, dalam Musda yang digelar hari ini, Selasa (19/1), para kandidat akan berebut delapan suara. Delapan suara itu ialah lima pimpinan kecamatan (PK), dua suara voting block dari organisasi sayap, pendiri dan yang didirikan Partai Golkar, serta satu suara dari kepengurusan Partai Golkar setingkat di atasnya. Kedua belah kubu, juga sama-sama mengklaim memiliki dukungan yang kuat.

asa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya