Solopos.com, WONOGIRI — Ratusan pedagang yang terdampak kebakaran Pasar Slogohimo mengikuti audiensi dengan Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, di Pendapa Kecamatan Slogohimo, Selasa (10/10/2023).
Audiensi tersebut membahas langkah penanganan dan solusi atas peristiwa kebakaran tersebut yang terjadi pada Kamis (28/9/2023) lalu. Camat Slogohimo, Agus Pramono, menyampaikan ratusan pedagang bertemu Bupati Wonogiri bersama jajaran Pemkab di Pendapa Kantor Kecamatan Slogohimo, Selasa pagi.
Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah
Pertemuan itu untuk membahas solusi jangka pendek dan panjang atas peristiwa kebakaran Pasar Slogohimo pada Kamis (28/9/2023) lalu. “Pertemuan pukul 08.30 WIB,” kata Agus kepada Solopos.com, Selasa.
Berdasarkan pantauan Solopos.com di Pendapa Kantor Kecamatan Slogohimo, pada pukul 09.30 WIB ratusan pedagang itu masih mengikuti audiensi tersebut. Bupati Wonogiri menyampaikan sejumlah pandangan atas peristiwa kebakaran Pasar Slogohimo.
Antara lain tawaran kepada para pedagang untuk membangun pasar darurat. Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, menyebut Pemkab sudah menyiapkan anggaran untuk membangun pasar darurat itu.
Dia memberikan dua pilihan lokasi pasar darurat itu, yaitu halaman Pasar Slogohimo dan Lapangan Kelurahan Bulusari, Slogohimo.
Para pedagang sepakat dan menyetujui pasar darurat dibangun di halaman Pasar Slogohimo. Sementara itu pembangunan pasar darurat akan dilakukan mulai pekan ini. “Anggaran sudah disiapkan, lokasinya sudah ditentukan, dan waktunya secepatnya,” ujar Joko Sutopo dalam audiensi itu.
Sebelumnya, Kepala Pasar Slogohimo, Wonogiri, Indro Ismono, menerangkan sudah ada puluhan pedagang yang kembali menjual dagangan mereka seusai kebakaran yang mengakibatkan 539 los dan kios ludes.
Kebanyakan dari pedagang itu merupakan pedagang yang menjual kebutuhan pangan pokok seperti sayur, telur, dan beras. Mereka berjualan dengan menggelar lapak di area Pasar Slogohimo di luar garis polisi.
“Sudah ada sejumlah pedagang yang menjual dagangannya di halaman depan, samping, dan belakang pasar. Mereka memanfaatkan ruang-ruang kosong itu untuk menggelar lapak mereka di sana,” kata Indro.
Menurut Indro, masih banyak pedagang yang belum berjualan. Terutama mereka yang menjual pakaian, alat elektronik, atau barang lain yang bukan kebutuhan pokok.
Hal itu bisa dipahami karena belum ada penyediaan pasar darurat. Di sisi lain, para pedagang itu kemungkinan masih shock atas musibah yang menimpa mereka. Kerugian yang mereka alami akibat peristiwa itu bisa mencapai puluhan juta hingga ratusan juta rupiah setiap pedagang.
Indro menyebut sudah menghitung perkiraan nilai total kerugian setelah dua kali pertemuan dengan para pedagang pascakebakaran. Adapun nilai kerugian akibat dari kebakaran itu mencapai sekitar Rp8,5 miliar