Soloraya
Minggu, 15 Mei 2022 - 19:10 WIB

Hari Jadi Wonogiri, Pandawagiri Napak Tilas Jejak Pangeran Sambernyawa

Muhammad Diky Praditia  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Peserta Historical Trip Story of Raden Mas Said melihat Watu Kosek tempat mengasah pedang Raden Mas Said di Selogiri, Wonogiri, Minggu (15/5/2022). (Solopos.com/Muhammad D. Praditia).

Solopos.com, WONOGIRI — Paguyuban Duta Wisata Wonogiri (Pandawagiri) menggelar wisata sejarah tapak tilas Raden Mas (RM) Said atau Mangkunegara I di Selogiri, Wonogiri, Minggu (15/5/2022). Tidak kurang dari 40 peserta dari berbagai kalangan mengikuti acara yang digelar dalam rangka menyambut ulang tahun ke-281 Wonogiri itu.

Ketua pelaksana acara, Yusuf Salsa Adi Syah Widodo, mengatakan tema kegiatan tersebut Historiacal Trip Story of Raden Mas Said. Acara berlangsung mulai pukul 07.30 WIB-16.00 WIB. Terdapat lima tempat yang menjadi tujuan para peserta wisata sejarah, yaitu Tugu Sasana Pustaka, Prasasti Nglaroh, Makam Raden Ayu Matah Ati, Sendang Siwani, Sendang Sinangka dan Watu Kosek, dan Agrowisata Barro Tani Manunggal.

Advertisement

“Ya memang sementara ini baru menapaki jejak RM Said di kecamatan Selogiri. Sebab ini kali pertama kami menggelar wisata sejarah. Ke depan kami berencana bisa ke tempat-tempat jejak bersejarah lain di Wonogiri,” kata Yusuf, sapaan akrabnya, saat ditemui Solopos.com di sela-sela acara, Minggu (15/5/2022).

Para peserta yang mengikuti kegiatan napak tilas jejak Sambernyawa yang menjadi nama lain RM Said merupakan anak-anak muda dari berbagai daerah di Wonogiri. Mereka sangat antusias mengetahui sejarah awal berdirinya Kabupaten Wonogiri. Selain kawula muda, kegiatan itu juga diikuti ibu-ibu di Wonogiri.

Advertisement

Para peserta yang mengikuti kegiatan napak tilas jejak Sambernyawa yang menjadi nama lain RM Said merupakan anak-anak muda dari berbagai daerah di Wonogiri. Mereka sangat antusias mengetahui sejarah awal berdirinya Kabupaten Wonogiri. Selain kawula muda, kegiatan itu juga diikuti ibu-ibu di Wonogiri.

Guna menyukseskan acara, kata Yusuf, panitia telah mempersiapkan diri selama satu bulan. Mereka menyurvei tempat-tempat bersejerah terlebih dahulu dan menghubungi narasumber yang paham jejak Sambernyawa di Wonogiri, khususnya di Kecamatan Selogiri.

Baca Juga: Hari Jadi Kabupaten Wonogiri, Tunggu Aksi Keren Tim Paralayang Ini

Advertisement

“Saya ini hidup 20 tahun tinggal di Desa Matah, Kecamatan Wonogiri. Tapi baru tahu kalau ada situs-situs sejarah penting di Selogiri. Ini sangat ironi. Sebab saya sebagai orang Selogiri baru pertama ini berkunjung ke tempat seperti Makam Matah Ati dan Prasasti Nglaroh,” ucap perempuan 50 tahun itu.

Kesti merasa bangga dengan generasi muda yang mau belajar tentang sejarah Wonogiri. Hal itu berarti masih ada anak-anak muda yang akan tetap mengingat memori kolektif sejarah Wonogiri. Ia berharap kegiatan seperti itu akan terus dijalankan. Sehingga tidak hanya saat momen ulang tahun Kabupaten Wonogiri.

Baca Juga: Kisah Juru Kunci Makam Bupati Pertama Wonogiri yang Kini Tak Digaji

Advertisement

“Ke depan, mungkin bisa dilaksanakan dua atau tiga bulan sekali. Situs-situs yang dikunjungi juga ditambah. Sehingga banyak orang yang tahu asal-usul dan sejarah Wonogiri. Jangan sampai orang Wonogiri enggak tahu sejarahnya sendiri,” terang Kesti.

Camat Selogiri, Sigit Purwanto, mengapresiasi dan mendukung kegiatan yang diselenggarakan Pandawagiri. Ia mengatakan kegiatan tersebut sangat bernilai positif. Apalagi panitia dan peserta masih berusia muda.

“Luar biasa. Ada beberapa hal yang positif. Pertama, mengenalkan kepada masyarakat tentang situs sejarah di Selogiri. Kedua, kita bisa tahu situs-situs penginggalan Pura Mangkunegaran di Wonogiri, yang mana itu menjadi kebanggaan kita semua,” jelas Sigit.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif