SOLOPOS.COM - Para siswa turun dari bus sekolah saat tiba di dekat simpang empat Alun-alun Sragen atau tepatnya di depan SMPN 2 Sragen, Selasa (18/7/2023). (Istimewa/Nugroho)

Solopos.com, SRAGEN — Penumpang bus sekolah pada hari kedua, Selasa (18/7/2023), membeludak saat pemberangkatan mulai dari Tunjungan, Sambungmacan, Sragen, hingga Sragen kota. Jumlah siswa yang memanfaatkan angkutan gratis ini mencapai 54 anak dari jenjang SMP dan SMA/SMK. Pada hari pertama penumpang bus sekolah hanya 42 anak.

“Penumpangnya banyak, bahkan ada siswa yang sampai berdiri karena tidak dapat tempat duduk. Saat berangkat dari Tunjungan saja yang naik sudah 20 siswa. Sampai di simpang Paldaplang Ngrampal bertambah delapan orang. Kemudian di Pilangsari bertambah lagi 15 penumpang. Lalu di halte depan PMI Sragen naik lagi lima orang dan yang turun hanya satu orang,” ujar Kasi Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) Sragen, Wagimin, saat dihubungi Solopos.com, Selasa pagi.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Penumpang baru berkurang setelah ada yang turun di SMAN 1 Sragen dua orang, di SMKN 1 Sragen dua orang, dan di SMPN 2 Sragen ada 11 orang.  Lalu di SMP Muhammadiyah 1 Sragen turun empat orang dan naik enam orang. Kemudian yang turun di SMPN 1 Sragen tiga orang, SMPN 5 Sragen empat orang, SMKN 2 Sragen dua orang, SMAN 2 Sragen dua orang, dan terakhir yang turun paling banyak di MTsN 5 Sragen sebanyak 23 orang.

“Kami tetap mematuhi jadwal seperti kemarin. Kami berangkat dari Tunjungan pukul 06.05 WIB dan sampai di MTsN 5 Sragen pukul 06.48 WIB,” katanya.

Kepala Dishub Sragen, Catur Sarjanto, menyampaikan ada beberapa alasan para peminat bus sekolah meningkat di hari kedua. Alasan di antaranya mencegah kemacetan.Daripada orang tua mengantar anak sekolah tetapi macet, maka lebih baik ikut naik bus sekolah.

Di sisi lain, Catur mengatakan banyak orang tua yang khawatir dengan keselamatan anaknya bila naik motor sendiri karena lalu lintas padat. Mereka memilih menitipkan anaknya naik bus sekolah yang disediakan Pemkab Sragen.

“Alasan lainnya, bus lebih tepat waktu dan tidak terlambat sampai sekolah. Layanan juga gratis sehingga lebih efisien biaya dan waktunya,” ujar Catur.

Koordinasi dengan Sekolah

Ketua Komisi IV DPRD Sragen, Sugiyamto, mengapresiasi adanya bus sekolah tetapi perlu uji coba dalam waktu yang cukup lama. Menurutnya tak mudah mengarahkan anak-anak, terutama siswa SMA, untuk naik bus sekolah. Dia melihat anak-anak SMA ini baru mencari jati diri sehingga kadang masih gengsi naik bus sekolah dan memilih naik motor ke sekolah.

“Dari kacamata orang tua tentu senang dengan kehadiran bus sekolah karena irit biaya, mengurangi kecelakaan. Menurut saya, perlu dilanjutkan dengan melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah. Untuk mengarahkan anak-anak ini lebih efektif bila dilakukan oleh gurunya daripada orang tuanya,” katanya.

Anggota Komisi IV DPRD Sragen, Fathurrohman, menambahkan akan lebih baik bila ada koordinasi dengan sekolah terkait  informasi  jadwal bus sekolah. Ia meminta ada analisis penumpang bus sekolah, apakah didominasi siswa SMP, SMA atau SMK.

“Kalau akan pengadaan bus sekolah lagi untuk pelayanan dari sisi barat dan utara maka penumpangnya dianalisis dulu. Sekolah juga bisa mendaftarkan siswa yang diantar orang tua berapa dan yang naik motor berapa. Dishub juga perlu menyinkronkan program bus sekolah dengan kepala sekolah yang dilewati. Seperti SMA/SMK ini koordinasinya harus dengan pemerintah provinsi,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya