SOLOPOS.COM - Penampilan penari dari Sanggar tari Suryo Sumirat yang membawakan tarian Jatayu di Halaman Balai Kota Solo, Minggu (1/6/2014). Tarian tersebut ditampilkan untuk memeriahkan upacara peringatan Hari Lahir Pancasila yang dihadiri Sejumlah PNS dilingkungan Pemerintah Kota Solo, anggota TNI, Polri, Pelajar dan Ormas. ( JIBI/Solopos/Ardiansyah Indra Kumala)

Solopos.com, SOLO-—Pemkot Solo meminta pemerintah pusat menetapkan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni, sebagai hari besar nasional. Selama 19 tahun terakhir Pemkot telah mengupayakan hal itu namun belum disetujui.

Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, saat ditemui wartawan seusai Upacara Hari Lahir Pancasila di Balai Kota, Minggu (1/6/2014), mengatakan peristiwa kelahiran Pancasila, 1 Juni 1945, tidak bisa dipungkiri sebagai tonggak dalam kemerdekaan Indonesia. Waktu itu, Soekarno membacakan pidato di depan Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan) yang dipahami sebagai rumusan awal Pancasila.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Dasar Indonesia merdeka tertulis jelas di sana. Sudah selayaknya hari itu ditetapkan sebagai hari besar yang layak diperingati,” ujarnya,

Menurut Rudy, panggilan akrabnya, selama ini hanya Solo yang konsisten memperingati hari tersebut lewat upacara. Rudy mengatakan Solo telah berulangkali mengajukan permohonan kepada pusat agar 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila secara nasional.

“Seingat saya sudah sejak 19 tahun lalu, tapi selalu kandas di pusat. Enggak tahu alasannya apa, wong tidak dijawab,” kata dia.

Namun demikian, Wali Kota merasa permohonan itu mulai direspons dengan sejumlah tindakan. Beberapa tahun terakhir MPR mengagendakan peringatan pidato Bung Karno dalam sidangnya. Rudy berjanji terus mengawal permohonan 1 Juni sebagai hari besar nasional hingga gol. “Sebagai bangsa Indonesia, harusnya tidak ada keraguan sedikit pun dengan Pancasila,” tuturnya.

Damaikan Pilpres

Lebih jauh, Wali Kota mendorong nilai-nilai luhur Pancasila diterapkan dalam konstelasi pemilihan presiden (pilpres) 2014. Menurut Rudy, pilpres bakal berjalan aman jika warga dan tim sukses mampu mengamalkan semangat Pancasila. “Prinsip sila ketiga yakni Persatuan Indonesia harus dijunjung tinggi.”

Ketua Dewan Harian Cabang (DHC) 45, Soedjinto, menilai Pancasila sebagai pandangan hidup mulai terkikis dari kehidupan bangsa Indonesia. Menurut Soedjinto, sebagian warga masih mengagungkan egoisme di atas kepentingan umum. “Rasa kepedulian dan welas asih yang diamanatkan Pancasila berangsur hilang. Tugas semua elemen bangsa untuk mengangkat kembali ideologi Pancasila,” ujarnya kepada Solopos.com.

Pihaknya mendukung upaya Pemkot mengusulkan 1 Juni sebagai Hari Besar Nasional. Sebab dengan demikian, bangsa Indonesia akan mempunyai memori untuk mengingat perjuangan kemerdekaan saat itu. “Pancasila adalah harga mati dan wajib diperjuangkan hingga kapan pun,” tegasnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya