Soloraya
Jumat, 23 Februari 2024 - 18:50 WIB

Hari Peduli Sampah, Ratusan Orang Bersih-bersih di 4 Lokasi Pengging Boyolali

Nimatul Faizah  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga mengikuti kegiatan bersih-bersih dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional di wilayah Pengging, Banyudono, Boyolali, Jumat (23/2/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) di Boyolali diperingati dengan acara bersih-bersih di empat lokasi vital kawasan Pengging, Banyudono, Jumat (23/2/2024).

Acara tersebut diikuti ratusan orang dari berbagai elemen mulai dari pelajar, TNI, Polri, pegawai Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali, hingga sukarelawan.

Advertisement

Kegiatan bersih-bersih dimulai dengan apel bersama dan pengarahan di Alun-alun Pengging pada Jumat pagi. Pada acara apel tersebut dijelaskan ada empat lokasi yang dibersihkan yaitu Alun-alun Pengging, Pasar Pengging, sungai barat jembatan dan sungai timur jembatan Pengging.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Boyolali, Suraji, mengungkapkan peringatan HPSN sengaja dipusatkan di wilayah Pengging, Banyudono, karena salah satu permasalahan sampah muncul di tempat tersebut. Ia menjelaskan dampak sampah tentu mengganggu estetika dan menimbulkan bau.

Advertisement

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Boyolali, Suraji, mengungkapkan peringatan HPSN sengaja dipusatkan di wilayah Pengging, Banyudono, karena salah satu permasalahan sampah muncul di tempat tersebut. Ia menjelaskan dampak sampah tentu mengganggu estetika dan menimbulkan bau.

“Kalau di air, dia akan mengganggu saluran air sehingga menimbulkan banjir. Kalau di sini [Pengging] rata-rata yang menimbulkan bau karena sampahnya belum dikelola dengan baik, dan kedua menyumbat di saluran sehingga mengganggu,” kata dia kepada wartawan di Alun-alun Pengging, Jumat.

Ia mengungkapkan selain DLH Boyolali, banyak pihak yang turut digandeng dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional tersebut seperti BPBD, Disporapar, Pemerintah Desa Bendan, Pemerintah Desa Dukuh, Pemerintah Kecamatan Banyudono, dan sekolah sekitar.

Advertisement

Suraji berharap lewat kegiatan itu masyarakat bisa membangun kesadaran bersama untuk hidup bersih dan sehat melalui pengelolaan sampah. Selain itu sebagai sarana untuk sosialisasi dan edukasi tentang permasalahan dan solusi pengelolaan sampah mulai dari sumbernya.

Sosialisasi dan Edukasi

“Harapan kami sampah itu dari sumbernya sudah dipilah. Jadi plastik yang susah terurai tidak dicampur. Yang masih bersih bisa dikumpulkan, boleh dijual, boleh diberikan kepada siapa pun karena masih memiliki nilai ekonomis. Sampah yang organik tidak dibuang di TPA karena bisa dijadikan sumber makanan maggot dan lain-lain,” jelas dia.

Selain kegiatan bersih-bersih di Pengging, Suraji menjelaskan dalam rangkaian kegiatan Hari Peduli Sampah Nasional, DLH Boyolali juga melakukan sosialisasi pengelolaan sampah di sekolah adiwiyata. Tujuannya memberikan edukasi kepada siswa agar lebih bijak dalam mengelola sampah.

Advertisement

Sementara itu, Camat Banyudono, Dwi Hari Kuncoro, mengapresiasi dan menyambut baik kegiatan bersih-bersih di wilayahnya. “Kami fokus mengutamakan sampah plastik yang memang secara nyata lama terurainya. Atas nama Pemerintah Kecamatan Banyudono kami berterima kasih kepada semua yang terlibat, ini banyak sekali yang terlibat,” kata dia saat dijumpai di aliran Sungai Sungsang, Pengging.

Hari juga menjelaskan dampak nyata dengan adanya sampah menyumbat di Banyudono adalah adanya banjir. Ia menyebut sampah yang menyumbat di bawah jembatan bisa mengakibatkan banjir salah satunya di Ngaru-aru, Banyudono, beberapa waktu lalu.

“Di samping saat itu debit hujan sangat tinggi, ternyata kemarin saat dicek teman-teman ada sumbatan MMT kampanyenya parpol,” kata dia.

Advertisement

Sementara itu, Ketua Komunitas Peduli Sungai Pengging, Totok Sudaryanto, juga mengaku senang dengan banyaknya orang yang datang untuk melakukan bersih-bersih di Pengging. Totok menilai kegiatan tersebut sebagai bagian dari mengedukasi masyarakat.

“Harapannya masyarakat yang praktik di lapangan, mereka tahu kondisi sungai kita. Kami punya motto sungaimu adalah peradabanmu. Kalau sungainya kotor ya bisa diidentikkan peradabannya dan cara hidupnya kotor,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif