SOLOPOS.COM - Umat Hindu melaksanakan upacara Mecaru di Pura Indraprasta, Kampung Mutihan, Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Solo, Minggu (10/3/2024) malam. (Istimewa/AKP Purn Ida Bagus Komang)

Solopos.com, SOLO– Sebagian kecil umat Hindu di Kota Solo menjalani hari raya Nyepi Tahun Baru Saka 1946 di Pura Indraprasta, Kampung Mutihan, Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Solo, Senin (11/3/2024) pagi hingga Selasa (12/3/2024).

Umat Islam setempat menjalankan salat tarawih puasa pada Ramadan 2024 di Masjid Mujahidin, Kampung Mutihan, Senin malam.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sejumlah orang lak-laki mengenakan pakaian dengan udeng tampak saat jam sembahyang siang di Pura Indraprasta. Kondisi pagar Pura Indraprasta tertutup rapat. Hanya ada kendaraan milik umat Hindu di depan Pura Indraprasta.

Mayoritas umat Hindu di Kota Solo memilih menjalani Catur Brata Penyepian saat Nyepi di rumah masing-masing. Hanya sebagian kecil umat yang terbiasa menjalani Catur Brata Penyepian di Pura Indraprasta.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Solo AKP (Pur) Ida Bagus Komang Suarnawa memilih menjalankan Catur Brata Penyepian supaya lebih fokus, yakni tidak menyalakan api (amati geni), tidak bekerja (amati karya), tidak bepergian (tinggal di rumah lelungan), dan tidak bersenang senang/nonton hiburan (lelanguan).

“Memang kami buat suasana sepi. Sambil baca-baca kitab. Yang jelas ada yang tidak makan, ada yang tidak minum. Pada intinya tidak menyalakan api, tidak bekerja, tidak bepergian, dan tidak bersenang-senang,” jelas dia kepada Solopos.com, Senin siang.

Ida mengatakan hari raya Nyepi 1946 bertepatan dengan Ramadan 2024 merupakan momen yang indah. Perayaan hari raya Nyepi di Bali berbeda dengan di Kota Solo. Umat Hindu di Kota Solo melakukan penyesuaian tempat, waktu, dan situasi.

“Dimulai dari saudara kami umat Konghucu [perayaan Imlek], kemudian Hindu, kemudian umat Muslim menjalankan ibadah puasa, dan umat di Gereja. Di Kota Solo memang maju sekali, menciptakan kerukunan antarumat beragama, menjunjung toleransi, dan modernisasi agama. Nyepi dan Ramadan beriringan adalah momen yang tepat sekali,” ungkap dia.

Adapun rangkaian hari raya Nyepi yang dijalani umat Hindu di Kota Solo, yakni Melasti/ padusan di Umbul Pengging, Kecamatan Banyudono, Boyolali, Sabtu-Minggu (2-3/11/2024) sekaligus sembahyang Kuningan.

Kemudian umat Hindu menjalani Tawur Agung Kesanga di Candi Prambanan, Minggu (10/3/2024) pukul 07.00 WIB sampai 13.00 WIB. Lalu melaksanakan upacara Mecaru untuk menetralisir mikro kosmos dan makro kosmos (buana alit dan buana agung), Minggu pukul 18.00 WIB hingga 22.00 WIB.

Terpisah, petugas humas Masjid Mujahidin, Paryanto, menjelaskan muslim setempat menjalankan salat tarawih pertama, Senin malam. Biasanya umat akan memenuhi masjid pada tarawih pertama.

“Suasana Kampung Mutihan biasa, gak ada apa-apa. Gak ada pawai-pawai, kecuali pawai Taman Pendidikan Al Qur’an Mujahidin keliling satu hari saja, Minggu kemarin,” ujar dia.

Menurut dia, ada satu dua keluarga yang penganut Hindu di kampungnya. Mayoritas umat Pura Indraprasta bukan warga Kampung Mutihan. Namun warga setempat menjunjung tinggi toleransi. Kampung Mutihan sudah dicanangkan menjadi Kampung Pancasila oleh Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa pada 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya