Soloraya
Minggu, 23 Maret 2014 - 18:18 WIB

HARI RAYA NYEPI : Melasti di Umbul Geneng Diikuti Ribuan Umat Hindu

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Upacara Melasti menyambut Hari Raya Nyepi Tahun 1936 Saka di sekitar Umbul Geneng di Desa Geneng, Kecamatan Kebonarum, Klaten, Minggu (23/3/2014). (Ayu Abriyani K.P./JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN — Upacara Melasti menyambut Hari Raya Nyepi Tahun 1936 Saka dilakukan umat Hindu di sekitar Umbul Geneng di Desa Geneng, Kecamatan Kebonarum, Klaten, Minggu (23/3/2014). Alunan merdu gending Jawa, dentingan lonceng, dan bau dupa mewarnai ritual penyucian diri yang dipimpin Resi Bahudanda Sajiwo Dharma Telabah itu.

Para perempuan mengenakan kebaya dan kain, sedangkan para laki-laki mengenakan kain dan udeng—ikat kepala—tradisional Jawa kuno. Ribuan umat Hindu dari Klaten dan sekitarnya tersebut memenuhi pelataran mata air Geneng untuk menyucikan diri dalam upacara Melasti.

Advertisement

Rangkaian upacara diawali kirab dari Pura Tirta Buwana di Desa Pluneng menuju mata air Geneng dengan berjalan kaki sejauh dua kilometer. Umat Hindu yang berasal dari Klaten dan sekitarnya tersebut membawa umbul-umbul, sesajen, dan simbol pura yang mereka miliki. Doa-doa juga dipanjatkan sepanjang perjalanan hingga memasuki kompleks Umbul Geneng.

Sesampainya di depan Umbul Geneng, dua pinandita menyambut rombongan kirab dan memberikan berkat air suci. Prosesi upacara Melasti pun dimulai dengan mendak Bethara, kemudian disusul mecaru, labuhan, pengambilan tirta suci, dan persembayangan. Di akhir acara, umat menerima percikan tirta suci dan bija sebagai simbol kemakmuran dan kesejahteraan.

“Upacara Melasti digelar menjelang Hari Raya Nyepi untuk Ngamet Tirta Amerta Sanjiwani atau pengambilan air suci. Mereka juga membersihkan benda suci dan peralatan upacara. Sedangkan Tawur Agung Kesanga Nasional digelar di Candi Prambanan, 30 Maret 2014,” kata Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Klaten, IGG Hendrata Wisnu, kepada wartawan, Minggu.

Advertisement

Ia juga menyatakan upacara itu sebagai simbol membersihkan diri, baik dalam perbuatan, perkataan dan pikiran. Upacara itu juga bermakna penyucian alam semesta dan bumi pertiwi agar diberikan keselamatan, perdamaian dan kesejahteraan.

Salah satu panitia acara dalam kegiatan tersebut, I Wayan Sahopiartha, menambahkan perayaan kali ke sembilan ini dihadiri sekitar 5.000 orang. “Di dalam rangkaian peringatan Hari Raya Nyepi kali ini, kami mengangkat tema menyukseskan Pemilu 2014. Kami ingin mengajak semua umat Hindu untuk tidak golput dan memberikan hak suara saat pemilu. Jadi, siapa pun pemimpinannya nanti, itu merupakan pilihan terbaik dari rakyat,” katanya saat ditemui di lokasi sebelum kegiatan dimulai.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif