SOLOPOS.COM - Ratusan Umat Hindu dari berbagai daerah di Soloraya menggelar ritual mendhak Tirta di objek wisata pemandian Pengging, Desa Bendan, Banyudono, Boyolali, Minggu (6/3/2016). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Hari Raya Nyepi di Boyolali diawali dengan Ritual Mendak Tirta untuk menyucikan alam.

Solopos.com, BOYOLALI – Bunyi nyaring genta atau lonceng berukuran kecil yang digoyang-goyangkan oleh seorang pemuka agama Hindu terdengar berkali-kali di kawasan Umbul Ngabean di kawasan objek wisata Umbul Pengging, Desa Bendan, Banyudono, Boyolali, Minggu (6/3/2016) siang.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Di belakang tempat memandian Umbul Ngabean itu ratusan orang beragama Hindu dari berbagai daerah di Banyudono dan Soloraya, mengenakan pakaian suci berwarna serba putih mereka berkumpul dan duduk lesehan di pinggir umbul dalam kondisi hujan gerimis.

Mereka semua duduk bersila mendengarkan ceramah keagamaan oleh pemuka agama kurang lebih selama 45 menit. Setelah itu, mereka membakar dupa dan menyebarkan sejumlah bunga setaman warna merah sambil mengatupkan kedua telapak tangan, memejamkan mata, dan khusuk memanjatkan doa.

Umat Hindu yang terdiri atas anak-anak, pemuda hingga orang tua tersebut sedang menjalankan ritual mendak tirta. Ritual tersebut merupakan ritual keagamaan untuk menyambut Hari Raya Nyepi 2016 atau Tahun Baru Saka 1937. Ritual tersebut biasanya digelar pada H-2 atau H-3 sebelum Hari Raya Nyepi.

Kurang lebih selama dua jam ritual tersebut selesai. Dua orang dari perwakilan umat Hindu tampak melepas baju suci yang sebelumnya digunakan untuk beribadah. Dengan hanya mengenakan celana pendek mereka masuk ke dalam Umbul Ngabean dengan kedalaman 1,5 meter sambil membawa empat bambu sepanjang 1 meter. Secara bergantian empat bambu itu diisi penuh dengan sumber mata air suci dari Umbul Ngebean.

Setelah empat bambu itu sudah penuh dengan air diangkat ke atas.
Keempat air yang tersimpan di dalam bambu itu, satu diantaranya akan di bawa ke Candi Prambanan, Klaten sebagai tawar agung nasional atau peringatan Hari Raya Nyepi secara nasional.

Sementara tiga air lainnya akan di bawa ke Pura Buana Suci Saraswati Desa Ngaru-aru, Banyudono, Boyolali, Mutihan, Solo, dan Kentingan, Solo. Pengambilan air suci tersebut sebagai penanda berakhirnya ritual mendak tirta.

Sementara itu, dibagian pintu masuk Umbul Ngabean puluhan prajurit Keraton Kasunan Surakarta Hadinigrat Surakarta berbaris dengan membawa dua gunungan wadon (perempuan) dan lanang (laki-laki). Kedua gunungan itu berupa hasil bumi. Setelah ritual selesai acara dilanjutkan menggelar kirab budaya Mendak Toyo.

Kirab tersebut dimulai dari objek wisata pemandian Pengging menuju ke Pura Buana Suci Saraswati Desa Ngaru-aru. Kirab tersebut menempuh jarak sekitar 1,5 kilo meter (km). Selama perjalanan kirab umat Hindu membakar dupa dan berdiam diri sambil membacakan doa di dalam hati.
Sesampainya di Ngaru-ngaru dua gunungan tersebut langsung diperebutkan masyarakat.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kecamatan Banyudono, Boyolali, Tukiman, mengatakan pengambulan sumber air di umbuk ini untuk dijadikan tilik amerti atau tirta suci. Tujuannya adalah untuk mensucikan alam semesta, manusia, dan alam lainnya yang tidak terlihat sekali pun.

“Tahun lalu kami mengambil tujuh sumber mata air untuk upacara mendhak tirta. Namun, tahun ini hanya satu sumber mata air di Umbul Ngabean, Pengging,” ujar Tukiman saat ditemui solopos.com seusai ritual, Minggu.

Ia mengatakan ritual menjelang Nyepi yang bertujuan agar penganut Hindu dilindungi dari hal-hal negatif selama pelaksanaan Catur Brata Penyepian.

Sementara itu, salah seorang tokoh pemuka agama Hindu, I Wayan Sudirta, berharap di peringatan Hari Raya Nyepi tahun ini seluruh umat Hindu dijauhkan dari hal-hal yang negatif dan diberikan kemudahan dalam melakukan dharma agama dan negara.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya