SOLOPOS.COM - SIARAN BARENG--Penyiar radio swasta melakukan siaran dari dalam mobil OB Van saat berlangsungnya acara siaran bareng radio dan stasiun televisi di perempatan Ngarsopuro, Solo, Minggu (1/4/2012). (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

SIARAN BARENG--Penyiar radio swasta melakukan siaran dari dalam mobil OB Van saat berlangsungnya acara siaran bareng radio dan stasiun televisi di perempatan Ngarsopuro, Solo, Minggu (1/4/2012). (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Hujan yang cukup deras mengguyur Kota Solo, Minggu (1/4/2012) pagi baru saja reda. Tanah, aspal dan pemukaan benda-benda lainnya pun masih basah dan tergenang.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Namun sepanjang Jl Slamet Riyadi Solo tetap ramai oleh orang-orang yang menikmati car free day (CFD), tak terkecuali di Perempatan Pasar Pon (Ngarsapura). Belasan OB Van dari berbagai stasiun radio dan televisi lokal memenuhi kawasan itu seolah ada peristiwa istimewa yang tengah berlangsung.

Dan keberadaan belasan OB Van itu memang benar-benar untuk siaran, ada yang langsung dan ada pula yang relay.  RRI, misalnya, yang menyediakan waktu mulai pukul 05.00-09.00 WIB hari itu untuk terus menerus menyiarkan situasi maupun acara puncak peringatan Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas) yang tengah berlangsung di panggung yang didirikan di tengah mulut Jl Diponegoro, Ngarsapura.

Ya, tanggal 1 April memang telah dipilih oleh kalangan penyiaran sebagai Harsiarnas. Pemilihan tanggal ini didasarkan pada fakta sejarah lahirnya penyiaran di Indonesia, tepatnya di Solo, pada 1 April 1933.

“Penetapan Harsiarnas ini sudah dideklarasikan dan disampaikan ke pemerintah pusat sejak 2010 lalu. Begitu pula dengan usulan beberapa bangunan sejarah penyiaran sebagai cagar budaya. Tapi sampai saat ini belum ada respons,” jelas Koordinator Pelaksana Acara, Sigit Hartoyo.

Direktur Lembaga Pers dan Penyiaran Surakarta (LPPS), Hari Wiryawan mengungkapkan ada lima bangunan yang menandai jejak sejarah penyiaran di Solo. Bangunan dimaksud adalah Pramodanan Mangkunegaran, Kepatihan Mangkunegaran, Monumen Pers, Kantor RRI, serta Pendapa Suryawijayan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

“Kami berharap masyarakat dan pemerintah ikut menjaga kelestarian peninggalan sejarah tersebut,” jelas Hari,  saat menyampaikan sambutan.

Bagaimanapun bagi para pelaku penyiaran, penetapan Harsiarnas dan bangunan-bangunan itu sebagai cagar memiliki arti yang sangat penting. Bukan sekadar untuk pengingat tapi merupakan bentuk perhatian dan upaya perlindungan terhadap jejak sejarah dan pengembangan dunia penyiaran ke depannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya